Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Membajak Sawah, Sebuah Pengabdian Panjang.


Membajak Sawah (detail lukisan )
Lukisan : 80 cm x 100 cm, oil/canvas
karya : Herri Soedjarwanto


( lukisan ini  mengingatkan.. bahwa kita orang kota...terus hidup, karena memakan sesuatu yang tumbuh di lumpur bercampur kotoran dan keringat, yang diinjak kaki para petani dan hewan ternaknya.).
 
Nyaris punah....:(
Catatan: Tahun 2003 di Bali sudah mulai sulit menemukan orang membajak sawah menggunakan sapi mereka beralih menggunakan mesin traktor, yang jauh lebih praktis, cepat dan ekonomis. Desa Pejeng, salah satu desa yang (waktu itu ) mewajibkan warganya untuk tetap mengunakan sapi, karena alasan pemerataan rezeki..Jadi para pemilik sapi masih bisa tetap bekerja, cari nafkah di sawah, meskipun tak punya lahan.. Tapi entah sampai kapan desa Pejeng bisa bertahan..?

Hanya soal waktu.. pemandangan unik dan eksotik.. membajak sawah dengan sapi.. ini akan makin langka..dan akhirnya punah,.. kelak hanya bisa kita lihat di buku-buku Guide To Bali… Semoga tidak..!!



Membajak Sawah, Sebuah Pengabdian Panjang

[mode cerita]
Masih sangat pagi, baru transisi dari gelap ke terang , masih dingin, masih enak tidur, ada orang berteriak didepan rumah, disebelah jendela..:” mas Herriiii , banguuun …, ayo kesawaaahh .. mbajaaakkk…”.

Kutengok, pak Made lewat, memanggul bajak di pundaknya sambil mengikuti langkah kedua sapinya … Setiap pagi lelaki tua ini

FOTO ALBUM: dengan para Tokoh, Seniman, Pelukis, Penulis, Pengamat .. di Museum, Gallery, Pameran dll

Berikut ini ada sedikit  foto-foto lama dan baru, sekedar untuk 
melengkapi dan mendampingi cerita lukisannya saja.

Mr Duncan Graham yang dikenal sebagai "Award Winning Jurnalist" dari Australia
Dia adalah seorang jurnalist kawakan Australia, tinggal di New Zealand dan bolak balik ke Indonesia, karena ia juga menjadi kontributor (harian berbahasa Inggris) The Jakarta Post juga media publik lain di Indonesia dan Australia.

Kedatangannya ternyata khusus untuk memberikan oleh-oleh yang sangat berharga , yaitu buku karya terbarunya (tahun 2018), yang berjudul "The Tyranny of Proximity".



Herri Soedjarwanto dan karyanya, menjadi salah satu subyek tulisan di dalam buku :
"THE TYRANNY of PROXIMITY" karya Duncan Graham
Di halaman 5, halaman "Isi Buku" pada bab 4 - Meet the People One, ada nama Herri Soedjarwanto diantara nama Goenawan Mohamad (Tempo) dan sederetan nama-nama tokoh lainnya...

Buku setebal 403 halaman ini menjadi sangat istimewa, buat saya pribadi.

Jika berkenan membaca sub judul *Herri Soedjarwanto, not a Monochrome Artist* (terjemahannya) . Sila klik https://herri-solo.blogspot.com/…/realisme-yang-sebenarnya-…
jika berkenan membaca selengkapnya ..sila klik
https://herri-solo.blogspot.com/…/herri-soedjarwanto-dalam-…





Werner Krauss (Jerman) , peneliti Raden Saleh dan penulis buku 
Raden Saleh: The Beginning of Modern Indonesian Painting ,
berfoto bersama Herri S di depan lukisan karya Herri S , di Museum Dullah, Solo.


 
Herri Soedjarwantodr. Oei Hong Djien, Werner Krauss (Jerman, peneliti dan penulis buku Raden Saleh ).. di Museum DullahSolo



( Foto koleksi Museum Rudana )
Di dalam Ruang VIP Museum Rudana Bali, di depan lukisan Herri Soedjarwanto "Tatapan Cinta".. Keluarga Besar Rudana berfoto dg Gubernur Bali Bp. Mangku Pastika.


Di depan pintu masuk Museum Rudana
Dari kiri: Warih Wisasatna, Putu Rudana, Bp Ibu Rudana, Ibu Bp Bambang ( Jakarta ), Herri Soedjarwanto, Bp Nyoman Muka.






Nyoman RudanaJonathan Hartley+Herri Soedjarwanto, dalam sebuah pameran lukisan di Four Season Jimbaran, Bali.
Batu Prasasti depan Gedung Museum Rudana, Bali. Bp Ibu RudanaPutu Rudana, Herri Soedjarwanto.


Srihadi Sudarsono sang Maestro + Herri Soedjarwanto dalam sebuah acara di Museum Rudana.

Herri Soedjarwanto dengan Jean Couteau (Perancis), penulis buku seni rupa:
(halaman 281 memuat lukisan karya Herri Soedjarwanto)

Mikke Susanto penulis, kurator ... hunting data di Museum Dullah 

(foto: bali-intercontinental.com)
Herri demo melukis langsung pada Pembukaan Pameran

Rangkaian foto di bawah ini , diambil dari majalah Indonesia Tatler ( 2010 )
 yang meliput event "The Spirit of  Balinese Art " secara cukup lengkap.
Klik pada gambar2 di bawah untuk  membesarkan ,
melihat tokoh yang hadir, dan baca resensi Indonesia Tatler 

   
 Rangkaian foto diatas diambil dari majalah Indonesia Tatler ( 2010 )
Klik pada gambar2 diatas untuk  membesarkan ,
melihat  tokoh yang hadir, dan membaca resensi Indonesia Tatler.
(foto: bali-intercontinental.com)
Herri melukis langsung Tari Kecak sebagai  penutup rangkaian acara
"The Spirit of Balinese Art"di InterContinental Bali Resort Jimbaran..

Lukisan Herri : Gunung Bromo
( merupakan ikon JawaTimur ),
koleksi Gedung Negara Grahadi, Surabaya
Herri memasang karyanya:
Gunung Bromo 2,  di Ruang RI-1
Gedung Negara Grahadi  Surabaya.
(ruang Kepala Negara RI sejak
Presiden  Soekarno sampai SBY )



Herri dan Dullah



HerriSoedjarwanto mendampingi Dullah ketika wawancara dg media, pada saat Sanggar Pejeng berpameran di Jakarta.

Dullah melukis thema Gerilya, Herri Soedjarwanto diminta berpose menjadi modelnya.

Herri+ Istri ( Melina ) + baby pertama, sowan Bapak Dullah di Museum Dullah, Solo.

Pembukaan Pameran Lukisan
" Mengenang Pelukis Dullah"
 "Mengenang Pelukis Dullah"(2003), Galeri 678 Jakarta. *Herri Soedjarwanto mewakili seniman / para pelukis Sanggar Pejeng memberi sambutan dan laporan. Dilanjutkan Guruh Soekarno Putra dengan pidato pembukaan, sekaligus meresmikan Pameran Lukisan (*2lukisan yang nampak adalah Penari Bali karya Herri S dan Tafril Kali Campuan karya Dullah.)


Herri Soedjarwanto nonton TV bersama Affandi dan keluarga besarnya di Museum Affandi Jogjakarta.


Herri Soedjarwanto dan Jeihan Sukmantoro di Studio Jeihan, Bandung. Ngobrol sampai larut, terpaksa bermalam di studio. Esoknya, pagi-pagi sekali, diskusi santainya dilanjutkan lagi.


Herri Soedjarwanto dan Ibu Dewi Motik  bersama rombongan, berada di ruang galeri pribadi koleksi Bp. Sudwikatmono, Jakarta.








 
Herri Soedjarwanto menyiapkan lukisan karyanya di Galeri Pribadi Sudwikatmono Jakarta. 
Lukisan berjudul : "Pak Harto si Anak Desa" tersebut
di pesan oleh Sudwikatmono untuk Museum Purna Bhakti Pertiwi ( Museum Pak Harto) Jakarta.








DjokoPekik, Herri Soedjarwanto
Djoko Pekik+ Bonyong Muniardi
+ Herri Soedjarwanto.
 


 Oei Hong Djien, Nurata+Istri,
+Herri Soedjarwanto.

GM. Sudarta + Herri Soedjarwanto
 Pameran Lukisan Karya GM Sudarta 
di Balai Soedjatmoko 
( Bentara Budaya-nya Solo)













I Gusti Nengah Nurata, Herri
Soedjarwanto, Narsen Afatara