Seorang kolektor bilang
bahwa ia sering menemukan foto lukisan
Affandi karya saya di Internet ,
di website orang lain. Setelah saya cek … memang benar … banyak tulisan,
artikel, bahkan berita tentang Affandi
di media massa nasional yang menggunakan
lukisan karya saya itu sebagai
image potret diri Affandi ..
Satu sisi, tentu saya senang
melihat lukisan saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Namun di sisi lain saya juga agak prihatin
dan menyesalkan bahwa : mereka yang
telah mengambil manfaat dari lukisan tersebut, ternyata tega menghapus nama saya sebagai penciptanya.. padahal dampaknya sangat jauh menyesatkan .
*lihat contoh2 website di bawah ini ...
*lihat contoh2 website di bawah ini ...
Aslinya, pada foto lukisan “Affandi “ tersebut sudah saya
cantumkan tulisan: karya Herri Soedjarwanto ..
Namun ketika mereka
mengambil dan menggunakan foto
tersebut dengan gratis tanpa ijin… tulisan itu sengaja dihapus / dipotong ... kok
tega ya ?.. saya nggak habis pikr, Kok sempat-sempatnya mereka meluangkan waktu cuma untuk menghapus dengan
sengaja ? Apa untungnya buat mereka.. ?? Kenapa tak dibiarkan saja tulisan itu?
Apa juga sih kerugian bagi mereka jika
tertera nama pencipta lukisannya ?
Mereka
yang telah mengambil manfaat dari lukisan tersebut, ternyata tak cukup
punya etika dan kesadaran moral, untuk menghargai karya orang lain.
Ah sudahlah, di
manapun akan selalu ada “oknum” yang berperilaku
buruk seperti itu …
Kenapa ini perlu saya tegaskan ? .. karena , selain kasus lukisan “Affandi sang Maestro” tersebut, … cukup sering saya temui tulisan yang membahas soal Naturalisme, Romantisme atau realism dengan menyorot tokoh sentral Raden Saleh dan Basuki Abdullah, tetapi ternyata contoh lukisan yang dipajang adalah lukisan original karya Herri Soedjarwanto ..!! tanpa menyebut namanya, atau telah dihapus tulisan namanya..
Kenapa ini perlu saya tegaskan ? .. karena , selain kasus lukisan “Affandi sang Maestro” tersebut, … cukup sering saya temui tulisan yang membahas soal Naturalisme, Romantisme atau realism dengan menyorot tokoh sentral Raden Saleh dan Basuki Abdullah, tetapi ternyata contoh lukisan yang dipajang adalah lukisan original karya Herri Soedjarwanto ..!! tanpa menyebut namanya, atau telah dihapus tulisan namanya..
Mengingat tak semua pembaca punya pemahaman mendalam soal lukisan, jelas ini berpotensi menyesatkan
, dan yang pasti secara pribadi saya
dirugikan.
Karena karya cipta original Herri Soedjarwanto tiba-tiba saja “dibajak/diakui /dipublikasikan “ sebagai karya Basuki Abdullah atau Raden Saleh atau Affandi … Dan saya sebagai pelukis pencipta orisinal lukisan tersebut , terkena getah malah disangka sebagai yang mengcopy … Ini kan sudah menjurus fitnah … TERR..LAA..LUU.. (kata bang Haji Roma)
Karena karya cipta original Herri Soedjarwanto tiba-tiba saja “dibajak/diakui /dipublikasikan “ sebagai karya Basuki Abdullah atau Raden Saleh atau Affandi … Dan saya sebagai pelukis pencipta orisinal lukisan tersebut , terkena getah malah disangka sebagai yang mengcopy … Ini kan sudah menjurus fitnah … TERR..LAA..LUU.. (kata bang Haji Roma)
Yaah… sudahlah… yang penting Anda sekarang tahu , bahwa
lukisan “Affandi sang Maestro” yang
banyak beredar dimana-mana itu adalah… lukisan
original karya Herri soedjarwanto… bukan
karya Affandi, bukan karya Basuki Abdullah , apalagi Raden Saleh..
(ini hanya contoh sebagian kecil web saja, sebetulnya masih banyak contoh website yang lain lagi ....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis komentar, pertanyaan, usul / saran disini