Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Melukis Wajah

Melukis Wajah
Pada hakekatnya melukis potret wajah  adalah  sebuah  fenomena proses pengendalian diri yang luar biasa. 

Karena pada dasarnya, memang lebih gampang melampiaskan emosi (energy bathin) yang meluap-luap secara garang , meledak-ledak, liar tak terkendali dan membabi buta,  ketimbang  menahan emosi, kemudian mengendalikan dan menyalurkan energinya dengan anggun, elegan, terarah dan terfokus..
Anda bisa bayangkan…
seorang seniman yang terbiasa hidup bebas merdeka lahir bathin.. .
terbiasa melepaskan segala ide dan gagasannya  melayang  tanpa batas…
terbiasa menumpahkan segala  emosi  jiwa nya yang menggelora  dengan liar dan garang  ke atas kanvas…

Dewa Kwan Kong, Lukisan Water colour

Dewa Kwan Kong, Lukisan Water Colour
Herri sedang melukis  "Dewa Kwan Kong", cat air  (2015)

Lukisan DEWA KWAN KONG  lagi-lagi bawa hoki :-) ... 

Kali ini ditantang untuk bikin watercolour ...Siapa takut ? .. siapa bisa nolak? ... dapat kesempatan study chinese style, dan dibayar full pula  :-) ..   
Rasanya kaya' dapet bea siswa ... hehehe  :-D ... sangat bersyukur ..

artikel terkait:
klik di sini kisah lengkap 
Dewa Kwan Kong, 

Lukisan Pande Besi ... Gagasan dan Makna

Lukisan Pande Besi .. Gagasan dan Makna
Herri sedang melukis 'Pande Besi' (2015)
Belajar dari sepotong besi ...
Ketika ingin berobah menjadi sesuatu ...
maka dia harus rela dibakar membara untuk membuang kotoran yang menempel ..
kemudian rela menerima hantaman palu bertubi-tubi pada saat masih panas 
demi membentuknya menjadi sesuatu yang lebih bernilai


Besi berkualitas tinggi ditangan empu / pande yang handal akan menjadi alat, perkakas berkualitas bahkan mungkin menjadi senjata atau pusaka bernilai tinggi..
Sebaliknya besi kualitas buruk hanya akan rusak dan hancur saat dibakar dan digembleng.. 



Interview Lukisan Realisme by Mr Duncan Graham.



Herri dan Duncan Graham
Mr. Duncan Graham: Award-winning Journalist dari Australia yang kelahiran Inggris, datang ke Solo meliput kegiatan Presiden Jokowi di Hotel Sunan ... Selain itu , beliau juga mampir ke studio untuk interview seputar lukisan realisme sosial..... terkait dengan lukisan saya yang terpilih menjadi cover buku “ Illiberal Democracy in Indonesia”  yang terbit di Inggris .(Penerbit Routledge, 2015)
http://herri-solo.blogspot.com/

“Mona Lisa”- nya Leonardo Da Vinci tak ada apa-apanya?

serial: Memahami lukisan realisme. 
Dalam sebuah perjalanan saya pernah bertemu  seseorang yang bercerita dengan bangga bahwa dia pernah ke Museum Louvre Paris :


"Mona Lisa" karya Leonardo Da Vinci
’’ Saya sudah melihat secara langsung lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci", katanya, "..terus terang saya tidak terkesan. Saya tak habis pikir kenapa lukisan wanita setengah badan seperti itu, bisa sangat terkenal di dunia, padahal biasa-biasa saja, tak ada apa-apanya... Saya pikir banyak lukisan-gadis di Indonesia  bahkan lebih cantik… dan…lebih bagus kualitasnya,” begitu ujarnya dengan sepenuh yakin.. tanpa rasa bersalah.

Begitu landing dan berpisah di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng nama dan wajah  boss yang “menyenangkan” itu  tak pernah saya  ingat lagi, namun kata-katanya yang seolah tanpa dosa itu, terus terngiang mengusik pikiran dan perasaan saya.. 
Dan segera  menyadarkan  saya bahwa di masyarakatpun banyak pemahaman dan pengertian yang keliru soal lukisan realisme, terutama menyangkut  soal bobot, mutu dan  kualitas sebuah lukisan.. 

Mengapa orang bisa  begitu salah melihat dan menilai sebuah lukisan ?

Melukis Pemandangan sekitar Tawang Mangu

Melukis Pemandangan sekitar Tawang Mangu
"Grojogan Sewu, Tawang Mangu, Solo" Lukisan Herri Soedjarwanto
Melukis pemandangan alam yang indah adalah suatu cara untuk refreshing ..ber-rekreasi dan relaksasi yang produktif, menyegarkan perasaan dan membebaskan pikiran ..

Hingga pikiran dan perasaan menjadi segar kembali ... dan siap untuk masuk lagi kedalam garapan Lukisan yang lebih rumit dan berat.

read more... tulisan yang terkait :
http://herri-solo.blogspot.co.id/…/melukis-pemandangan-alam…
http://herri-solo.blogspot.co.id/…/lukisan-pemandangan-alam…

Catatan 19 September : Kisah pelukis Dullah, .. Bung Karno dan Rapat Raksasa Ikada

Oleh: Herri Soedjarwanto , Pelukis Realis Indonesia .. asisten Dullah di Sanggar Pejeng Bali.

"Bung Karno, dalam Rapat Raksasa Ikada 1945" karya Herri Soedjarwanto 2014

Sedikitnya  ada dua peristiwa penting pada tanggal 19 September … kelahiran pelukis Dullah 19 September 1919… dan Rapat raksasa Ikada, 19 September 1945…  Secara kebetulan,  keduanya saling terkait.

‘Rapat Raksasa Ikada’ adalah suatu peristiwa penting pada masa Revolusi.  Dengan tokoh utamanya Bung Karno. Dullah adalah pelukis kesayangan Bung Karno.. Dullah sering menceritakan kisah  tentang  Rapat Raksasa Ikada ini kepada penulis yang waktu itu menjadi asistennya  dan  tinggal seatap dengannya di Sanggar Pejeng Bali.  

 Rapat Ikada  itu termasuk Peristiwa favorit Dullah karena (salah satu alasannya)  bertepatan dengan  tanggal kelahiran Dullah, yaitu 19 September.  Tak heran , ketika mempersiapkan Pameran di Jakarta 1979, Dullah bermaksud melukis "Rapat Raksasa Ikada" sebagai lukisan utamanya, dalam ukuran 200 X 350cm. 

Namun karena satu kejadian, (klik baca detikcom: era Suharto kok bikin Lukisan Bung Karno?)  lukisan tersebut  tak selesai pada saat pameran. Lukisan tersebut tetap dipamerkan meskipun baru tahap sketsa dengan sedikit warna dasar tipis dan sedikit wajah Bung Karno di pusat lukisan.
 Sampai saat Dullah meninggalpun (1996 .... 17 tahun kemudian), bahkan sampai sekarang,  lukisan tersebut masih tetap dalam posisi dan status seperti itu, tak pernah selesai. Meskipun  demikian lukisan itu tetap tergantung  abadi dengan megah  di dinding Museum Dullah, Solo. 
 
 
 
 
“Rapat Raksasa  Ikada 1945 ” karya Dullah 1979. (tak pernah selesai)
“ Wah .. Sayangnya  lukisan ini tidak pernah selesai”, kata seorang  pengunjung  Museum Dullah yang juga pecinta seni . “Apakah Mas Herri  bisa menyelesaikan  lukisan ini ? … maksud saya melukis ulang lukisan ini di kanvas lain,  sehingga selesai, menjadi seperti apa yang  Pak Dullah maksudkan? … dan apakah ada kendala  secara  etika  ?“ tanya beliau pada saya.

“Sebagai mantan asisten Dullah, tentu saya bisa , dan  saya pikir tak ada kendala secara etika . Karena …

Pertama : Sangat jelas bahwa saya tidak sedang mengcopy lukisan Dullah.. karena lukisan Dullah ini jelas terlihat  sama sekali belum jadi… baru mulai sket awal..sekitar 3 - 5% saja.

Kedua: “Lukisan ini dibuat Dullah berdasarkan foto dokumentasi  dari kementerian penerangan. Foto dokumentasi  tentang Rapat Raksasa Ikada ini sekarang sudah banyak dimuat dimana-mana , ada di buku sejarah, internet dan sebagainya. Foto ini sudah menjadi milik publik / domain public.. siapapun bisa menggunakannya untuk tujuan positif … apalagi untuk menambah perbendaharaan dokumentasi  sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan  RI . Jadi seandainya  tanpa lukisan Dullah sekalipun,  lukisan ini tetap bisa dibuat berdasarkan foto-foto dokumenter tersebut“.

Beberapa bulan kemudian, di tahun 2014 tuntas sudah lukisan “Bung Karno, Rapat Raksasa Ikada 1945” karya Herri Soedjarwanto. ###


Tentang Pelukis Dullah
Dullah adalah seorang seniman lukis Indonesia. Lahir di Solo, 1919 dan meninggal tahun 1996. Dia dijuluki "Pelukis Revolusi", karena ia banyak melukis peristiwa yang berkaitan dengan masa revolusi, ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia.  Dullah juga dijuluki pelukis Istana, karena kedekatannya dengan Presiden Soekarno. Selama 10 tahun (1950-1960) ia dipercaya untuk memelihara dan mengawasi benda-benda seni yang tersimpan di Istana Negara, sekaligus menjadi pelukis pribadi Bung Kamo. Ia juga dipercaya menyusun empat  jilid buku koleksi lukisan Bung Karno pada tahun 1956; dan 1959. Keempat jilid buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Kesenian Rakyat di Beijing, Republik Rakyat China. Selain itu ia menjadi pengasuh Sanggar Pejeng yang bertempat di Puri bekas Istana kerajaan tertua di Bali. 

Melukis, Menggambar, Mencoret ...Kerja kerja kerja

Melukis, melukis dan melukis.... itulah kerja, kerja dan kerja nya pelukis / perupa
Bejo-nya pelukis adalah bisa terus kerja kerja dan kerja bikin Lukisan.

Kita harus mensyukuri itu... Sebab diluar sana ribuan saudara kita berteriak ..
... Kerja-kerja .. kerja apaan ?? .. Apa yang dikerjakan..?? Lha wong kita malah terancam PHK ...
:-( .ikut prihatin.. dan berdoa... semoga masalah2 di Indonesia bisa makin cepat selesai...

Melukis, menggambar, mencoret 

Affandi Sang Maestro, Lukisan Orisinal karya : Herri Soedjarwanto

affandi sang maestro
Seorang  kolektor bilang bahwa ia sering menemukan foto lukisan  Affandi karya saya  di Internet , di website orang lain. Setelah saya cek … memang benar … banyak tulisan, artikel, bahkan berita tentang Affandi  di media massa nasional yang menggunakan  lukisan karya saya itu sebagai  image potret diri Affandi ..

Satu sisi, tentu saya senang  melihat lukisan saya bisa  bermanfaat untuk orang lain. Namun di sisi lain saya juga agak prihatin dan menyesalkan  bahwa : mereka yang telah mengambil manfaat dari lukisan tersebut, ternyata tega menghapus nama saya sebagai penciptanya.. padahal dampaknya sangat jauh menyesatkan .
*lihat contoh2 website di bawah ini ...

"Pak Harto si Anak Desa" : : Gagasan, Proses Kreatif & Riwayat Pembuatan Lukisan



Pak Harto si Anak Desa, lukisan Herri Soedjarwanto
Dikoleksi oleh Sudwikatmono, dihibahkan menjadi koleksi:
Intro: Kita angkat kisah dibalik  lukisan "Pak Harto si Anak Desa" ,  karena: lukisan ini terpilih sebagai cover buku ilmiah dunia yang terbit di Inggris akhir 2014 / awal 2015. 
Buku seri Politics In Asia yang berjudul "Illiberal Democracy in Indonesia ... " tersebut dibandrol dengan harga $155.00 (sekitar Rp 2 juta ).. jelas ini bukan buku sembarangan..!! 

Lukisan ini salah 1 dari  3 buah lukisanku tentang ironi Orde Baru. (semacam trilogy). 1-Pak Harto si Anak Desa.,  2-Krisis di Titik Kritis,  3- Tinggal Landas Tinggal Amblas.

Latar belakang, Gagasan, Konsep

Terlepas dari pro kontra yang berkepanjangan tentang mantan Presiden Soeharto ... sebagai presiden yang paling lama memimpin Indonesia, kebesaran namanya sekaligus kekurangannya harus kita sadari dan pelajari bersama.

Melukis Potret ( Foto ) Wajah Pengantin. “sebuah Mission Impossible..!!”

Pengantin Adat Bali, Lukisan Realis Herri Soedjarwanto
Pengantin dengan Pakaian Adat Bali
"Tatapan Cinta "karya Herri Soedjarwanto,.
koleksi : Museum Rudana dimuat dalam buku
"Bali Inspires, Masterpieces of Indonesian Arts"
penulis: Jean Couteau, Perancis.
Saya sering  menerima order melukis foto sepasang pengantin dalam pakaian pernikahan , baik  modern maupun tradisionil.  Biasanya mereka  berpesan :  “tak usah buru-buru Mas,  yang penting hasilnya bagus…”  Tapi beberapa hari yang lalu, pertengahan bulan puasa, saya dihadapkan dengan   sebuah ‘mission impossible’…. Ini kisahnya..

Lukisan Figur Tokoh : Dewa Kwan Kong

Lukisan Figur Tokoh Dewa Kwan Kong
Jenderal Kwan Kong diatas kuda tunggangnya, 
versi Herri Soedjarwanto 2015

Semasa kecil saya mengidolakan tokoh wayang Bima atau Werkudara karena kesaktiannya, jiwa ksatrianya dan sifatnya yang gagah, tegas, jujur, setia, apa adanya , tanpa tedeng aling-aling. Pada saat yang sama , para tetangga yang etnis China sering bercerita tentang tokoh Dewa Kwan Kong, yang postur tubuh dan karakternya ada kemiripan dengan Bima. Maka begitulah, sejak kecil saya memang sudah “mengenal dan mengidolakan”  tokoh Dewa Kwan Kong ini, selain Bima.