![]() |
Ilustrasi
karya Herri Soedjarwanto saat usia 18
tahun
(1976-77) kolaborasi
dengan penulis Kho Ping Hoo
|
Kebetulan saya punya pengalaman professional bikin ilustrasi komik Kho Ping Hoo , pernah bikin poster dan sekarang selalu bikin lukisan. Jadi bukan hanya berteori, tapi saya benar-benar tahu, mengerti , paham dan bisa merasakan betul apa perbedaan dari ilustrasi, poster dan lukisan.
1)- Dalam bahasa sehari-hari, kata gambar
bisa dan biasa dipakai untuk menyebut semua jenis karya dua dimensi , dalam
berbagai corak, bentuk atau isme apapun. Mulai dari sket sampai lukisan,
mulai dari realism sampai abstrak sekalipun.
Misal : “Dia sedang menggambar”…atau :“Banyak gambar di
Sanggar itu”…. maka yang dimaksud gambar
di situ bisa apa saja, bisa sket,
ilustrasi, poster, lukisan , kartun atau karya apa saja yang masih dalam batas
dua dimensi..
2)-Di dunia seni lukis yang dimaksud gambar pada umumnya adalah semua jenis karya dua dimensi apapun itu ,.. selain lukisan ..!!Contohnya : sketsa, drawing, ilustrasi, kartun, karikatur, poster, dan lain sebagainya ….
3)-Dalam pengertian yang lebih khusus lagi, di kalangan orang yang
benar-benar mengerti tentang lukisan
realism, misalnya pelukis realis /
perupa yang (pernah) melukis realis dengan serius atau pecinta / kolektor
lukisan realism, gambar bisa dan
biasa menjadi istilah yang dipakai untuk menyebut/ memilah “karya lukis” yang belum mampu mencapai tingkat kwalitas lukisan. Sering
kita dengar : “Karya Ini masih berupa gambar,
belum sampai ke tingkat lukisan”.
Dalam hal ini karya yang dimaksud mungkin terlihat masih
seperti ilustrasi atau masih seperti
poster… masih mentah/ kurang matang untuk bisa disebut lukisan.
Lantas, apa bedanya
ilustrasi, poster dan lukisan?
Perbedaan itu bisa ditinjau sedikitnya dari 2 sudut pandang. Pertama dari tujuan /fungsi,…. ke dua tehnik
penggarapan .
ILUSTRASI
Tujuan / fungsinya
:
untuk melengkapi , menjelaskan, menggambarkan sesuatu yang ditulis dalam sebuah karangan/
buku dengan menggunakan gambar.
Tehnik penggarapan:
masih tergolong sederhana, dan tak butuh waktu lama.
Misalkan menggambar orang atau obyek lainnya,
asalkan garis yang ditarik sudah membentuk (sudah mewakili ) gambar
orang, atau obyek lain tsb, dan sesuai teks yang tertulis, maka jadilah dia..
POSTER
Sedikit saya jelaskan dulu. Yang saya maksud poster
disini asal-muasalnya adalah dari poster bioskop, baliho , promosi, reklame , iklan-iklan dan sebagainya, yang pada waktu
itu semuanya harus digambar dengan cara manual, karena belum ada digital printing seperti sekarang.
Dibentangkan kain
2meter X 6meter (atau lebih besar lagi) , kemudian senimannya menggambarinya
dengan cat dan kuas langsung di situ. Setelah jadi, dipasang di perempatan,
atau pinggir jalan yang strategis.
Tujuan / fungsinya:
adalah se atraktif mungkin menarik perhatian / pandangan
mata orang dari kejauhan agar mau
menengok sejenak, walau beberapa detik, meskipun sedang berkendaraan .
Tehnik Garap:
karena tujuannya seperti itu, maka yang dibutuhkan adalah
warna primer yang mencolok, kontras yang
tajam. Detail tak terlalu diperhatikan. Apalagi kalau diingat bahwa menggambar seperti
ini harus cepat , karena ada dead line yang menghadang. Selain itu sering kali kita tak bebas
bekreasi, karena contoh / disainnya sudah di sediakan dari pusat, tinggal
meniru, menjiplak dengan persis.
Waktu itu banyak anak muda yang masih pemula dalam
menggambar (termasuk saya) sangat
tertarik dengan gambar poster yang sangat atraktif ini. Sehingga banyak yang
belajar melukis dengan tehnik poster seperti itu. Karena mengira melukis yang
baik itu ya seperti itu.
Tapi kemudian saya menyadari bahwa itu keliru. Karena tehnik poster hanya bergerak di
permukaan kulit saja ( itupun tak tuntas), … bukan kedalaman isi / roh / jiwa
obyeknya. Sepintas terlihat menarik, makin lama dipandang semakin terlihat dan
terasa dangkalnya.. Ibarat gadis , hanya
cantik polesan luar saja, bukan inner beauty yang kekal abadi.
LUKISAN
Tujuan / fungsi:
Lukisan termasuk seni murni. Dia berdiri sendiri, tidak punya fungsi / tujuan praktis seperti ilustrasi dan poster . sebuah lukisan adalah ekspressi jiwa atau “jiwa ketok “ dari senimannya. Lukisan
berfungsi menjadi wadah bagi seniman untuk menuangkan segala ide, gagasan,
uneg-uneg, harapan, suara hati, kemarahan, kebahagiaan, kecintaan, keindahan..
dan seterusnya.. dan seterusnya
Tehnik garapan:
Secara tehnik, lukisan
adalah kelanjutan dari ilustrasi maupun poster. Seorang yang sudah mampu bikin
ilustrasi lalu poster dengan bagus, bisa meningkatkan tehniknya lebih lanjut
hingga mencapai kwalitas lukisan. Caranya:
warna dimatangkan, jatuhnya sinar, gelap terang lebiih ditegaskan, begitu juga
detailnya tapi tetap mempertimbangkan atmosfir, dan gradiasi warna yang lembut.
Karakter benda, karakter bahan dan karakter
manusia harus diupayakan lebih serius lagi. Suasana digarap lebih mendalam lagi..dan
seterusnya. Namun selain tehnik, untuk mematangkan karya sampai menjadi lukisan, juga tergantung proses perkembangan dan kematangan jiwa masing-masing seniman.
Memang tak mudah menjelaskan maupun memahaminya hanya
dengan kata-kata. Paling mudah adalah dengan melihat secara langsung contoh
poster dan lukisannya, juga melihat
langsung yang disangka “lukisan” tapi sebenarnya cuma poster atau ilustrasi
saja.
Dengan memakai fotopun masih sulit menjelaskannya..
kesulitannya kira-kira seperti kalau kita melihat batu permata, padahal kita bukan ahlinya dan belum terbiasa. Saya
pernah ditunjukin batu seharga 15ribu
rupiah dan satunya 40 juta rupiah..dan saya tak bisa membedakan..!! padahal
lihat langsung… bayangkan andaI itu hanya dari foto saja.. semakin sulit bukan?
Begitu juga halnya lukisan, poster ,
ilustrasi.. kecuali yang kebetulan bedanya memang mencolok.
Ada sedikit
pengalaman yang mungkin bisa menggambarkan beda tingkat antara poster dan
lukisan. Ketika itu saya sudah hidup sebagai pelukis dan menjual lukisan di
Bali. Setelah saya pulang ke Solo, suatu hari saya dikenalkan dengan seorang
pelukis poster bioskop yang paling terkenal di Solo yang usianya jauh diatas
saya..
Di studionya dia sedang asik menggambar poster ukuran 2meter x 6 meter… setelah saling kenal dan akrab , dia menceritakan sulitnya bikin gambar poster
besar..dan berapa harganya. Sambil
guyonan saya nyeletuk: “Mas, gambar sampeyan
ini ukuran 200cmX600cm, gambar saya ukuran 50cm X 60cm.. artinya gambar
sampeyan 40x lebih besar.. tapi harganya kok cuma separoh gambar saya yang kecil? Sudah mas, berhenti
bikin poster … ganti melukis saja …”
Dia kaget melihat kenyataan ini.. setelah itu ia sering
ke rumah untuk melihat lukisan saya… dan .. mulai mencoba melukis di kanvas. Tapi ternyata
memang tak mudah.. beberapa lukisan yang ditunjukkan pada saya masih terlihat sebagai poster dalam ukuran kecil.. belum bisa mencapai lukisan.
Sampai beberapa
puluh tahun kemudian, meski ada kemajuan, dia belum bisa lepas sepenuhnya dari pengaruh poster…
termasuk tabiat mengkopi, meniru, menjiplak .. suatu hal yang sudah menjadi biasa dalam tata cara kerja dunia poster, seperti
yang saya jelaskan diatas.
Ada juga seorang teman ilustrator komik yang kemudian mencoba melukis. Hasilnya tetap saja sebuah ilustrasi ukuran besar.. belum bisa mencapai lukisan.
Ada juga seorang teman ilustrator komik yang kemudian mencoba melukis. Hasilnya tetap saja sebuah ilustrasi ukuran besar.. belum bisa mencapai lukisan.
terima kasih banyak atas wejangan dari bapak Herri Soedjarwanto. Saya ingin sekali belajar lebih jauh tentang lukisan dan saya dapat itu disini.
BalasHapus