Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Lukisan Realisme Sosial, Narrative, Kolosal, karya Herri Soedjarwanto.

Ada banyak lukisan saya buat untuk mencatat banyak hal yang terjadi yang terekam oleh pikiran dan perasaan saya. Hal itu bisa saja suatu hal yang sangat remeh temeh, atau sebaliknya bahkan sesuatu yang sangat luar biasa.... Buat saya,  apapun halnya ,  itu bukan masalah. Yang penting adalah, apapun itu harus dikerjakan dengan serius, sungguh-sungguh dan antusias tinggi.. Karena seni ( lukis realis ) yang tinggi hanya bisa dicapai dengan kondisi mental seperti itu.

Ironi Orde Baru dalam 3 Lukisan 
Kali ini saya tayangkan tiga lukisan karya saya yang mencatat hal dan kejadian yang rada serius di negeri ini .. Banyak hal bisa saya jelaskan mengenai tiga lukisan ini, tapi saya belum sempat,.. jadi, sementara... biar saja mereka bertiga bicara sendiri.. kan... katanya.. satu gambar bicara lebih dari sejuta kata...? : ) ....



 "Pak Harto Si Anak Desa" (1997 ), oil on canvas, 160 x 100cm, lukisan karya: Herri Soedjarwanto
koleksi : Bpk. Sudwikatmono, dihibahkan ke: Museum Purna Bhakti Pertiwi (museum Pak Harto), TMII, Jakarta.








"Krisis di Titik Kritis"
(Februari-1998 ) Arang diatas kanvas.
160 x 100 cm
Karya: Herri Soedjarwanto.


note: Setelah lukisan ini selesai dibuat, dipamerkan, dan dimuat resensinya di media masa ... sebulan kemudian  pecah peristiwa kerusuhan  Mei '98.

Berikut ini kliping koran yang berisi resensi tentang lukisan ini,
(klik koran untuk membesarkan)







"Tinggal Landas, Tinggal Amblas"( 1998-99 ) Mix media on canvas. 126 x 180 cm
lukisan karya: Herri Soedjarwanto, dikoleksi oleh keluarga Setiawan Djody.

Lukisan ini masuk Finalis Kompetsi Seni Lukis Nasional,YSRI-PHILIP MORRIS 1999.( 100 lukisan terbaik dari sekitar 3000an karya yang dikirim ke panitia ). Dimuat dalam katalog dan ikut dalam pameran bertajuk : "A STROKE of GENIUS" disponsori oleh Philip Morris.

Lihat Lukisan Realisme Sosial karya Herri yang lain :
( klik pada judul ) :
" Kami Anak Indonesia juga ...lhoo.." ( bocah stasiun, anak jalanan, bayi rakyat ) 
Stop Kehancuran...Bersatu.. Selamatkan Generasi ... (..dan Bung Karno pun menangis..) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis komentar, pertanyaan, usul / saran disini