Meriam Bambu di Jawa dan Bali
Meski sudah jarang terlihat di tengah kota , meriam bambu ( long bumbung, Jawa ) masih sering terlihat di pinggiran kota maupun di desa-desa di Jawa, Bali maupun (mungkin) di pulau-pulau lain (semasa kecil, saya di Kalimantan Selatan pun sering bermain meriam bambu bersama teman-teman).
Mainan tradisionil ini sangat sederhana, tapi cukup menggairahkan anak-anak. Mungkin karena murah (dibanding petasan), sensasi dentuman, dan ada unsur dasar IPA-nya.
Meriam terbuat dari bambu besar tiga sampai empat ruas, ditembus ruasnya disisakan ruas terbawah. Dilubangi kecil bagian pangkal atasnya ( seperti meriam beneran ) untuk tempat menyalakan api / ledakan. Kemudian diisi minyak tanah campur bensin , atau bisa juga karbit.
Meriam terbuat dari bambu besar tiga sampai empat ruas, ditembus ruasnya disisakan ruas terbawah. Dilubangi kecil bagian pangkal atasnya ( seperti meriam beneran ) untuk tempat menyalakan api / ledakan. Kemudian diisi minyak tanah campur bensin , atau bisa juga karbit.
Di Jawa dan daerah lain berpenduduk muslim, meriam bambu ini marak dimainkan pada bulan puasa, dan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Biasanya mereka mainkan sore menjelang berbuka atau malam sehabis sholat tarawih. Uniknya sering kali orang dewasa bahkan bapak-bapakpun , dulu, sering ikut bermain dengan anak-anak , karena serunya sensasi dentuman meriam yang cukup menggelegar.
Di Bali, lebih heboh lagi. Meriam bamboo biasanya dimainkan oleh anak-anak menjelang Hari Raya Nyepi secara masal, berpuluh meriam bamboo berhadapan layaknya sedang berperang , ber- dentum bersahutan, tapi tetap dalam suasana ceria, gelak tawa dan riang gembira.
Suasana seperti itulah yang mendorong aku membuat lukisan ini.
Selamat Hari Raya Idul Fitri . Mohon ma’af lahir bathin.
^_^
BalasHapusmeriam bambu ... pernah buat ini sama mbah kakung di kampung ...
salam 4antum ...