"Malam-malam panjang" oil/canvas75x 105cm.
lukisan karya Herri Soedjarwanto.
Seorang sahabat bertanya via sms : “Apa kuncinya agar bisa menjadi seniman / pelukis sukses?” Spontan saya jawab singkat: ”Saya tak punya kunci sukses, saya cuma tahu kunci “ menjadi pelukis yang baik dan benar” Secara singkat kuncinya adalah : “kerja keras dengan cara benar”. Besoknya dia bertanya lagi via FORUM di blog ini: "Mas Herri, apa yang dimaksud dengan "pelukis yg baik dan benar" , apa pula maksud "kerja keras dengan cara benar" ?
Karena ditanyakan di blog ini, maka saya merasa wajib menjawabnya. Barangkali ada juga teman lain yang ingin tahu..
Memang baik menjadi pelukis sukses, tapi pertama harus sukses menjadi pelukis baik.
Menurut saya yang pertama dan yang lebih penting itu adalah menjadi "pelukis yang baik dan benar" terlebih dahulu.. Kenapa ?.. karena kalau orang sudah menjadi ' baik dan benar'..apa dan siapapun dia (bukan hanya pelukis) maka ia berhak mendapat kesempatan lebih besar untuk sukses..
Untuk menjadi "pelukis yang baik dan benar" tentu saja kuncinya adalah kerja keras dengan cara dan arah yang benar pula. Karena kalau hanya kerja keras saja, tapi cara dan arahnya salah, makin menjauhkan diri dari sukses.. Atau sebaliknya cara dan arahnya sudah benar, tapi malas-malasan tak mau kerja keras, yah.. takkan ketemu sukses.. Jadi , keduanya harus menyatu : kerja keras dengan cara dan arah yang benar.. .
lukisan karya Herri Soedjarwanto.
Seorang sahabat bertanya via sms : “Apa kuncinya agar bisa menjadi seniman / pelukis sukses?” Spontan saya jawab singkat: ”Saya tak punya kunci sukses, saya cuma tahu kunci “ menjadi pelukis yang baik dan benar” Secara singkat kuncinya adalah : “kerja keras dengan cara benar”. Besoknya dia bertanya lagi via FORUM di blog ini: "Mas Herri, apa yang dimaksud dengan "pelukis yg baik dan benar" , apa pula maksud "kerja keras dengan cara benar" ?
Karena ditanyakan di blog ini, maka saya merasa wajib menjawabnya. Barangkali ada juga teman lain yang ingin tahu..
Memang baik menjadi pelukis sukses, tapi pertama harus sukses menjadi pelukis baik.
Menurut saya yang pertama dan yang lebih penting itu adalah menjadi "pelukis yang baik dan benar" terlebih dahulu.. Kenapa ?.. karena kalau orang sudah menjadi ' baik dan benar'..apa dan siapapun dia (bukan hanya pelukis) maka ia berhak mendapat kesempatan lebih besar untuk sukses..
Untuk menjadi "pelukis yang baik dan benar" tentu saja kuncinya adalah kerja keras dengan cara dan arah yang benar pula. Karena kalau hanya kerja keras saja, tapi cara dan arahnya salah, makin menjauhkan diri dari sukses.. Atau sebaliknya cara dan arahnya sudah benar, tapi malas-malasan tak mau kerja keras, yah.. takkan ketemu sukses.. Jadi , keduanya harus menyatu : kerja keras dengan cara dan arah yang benar.. .
Yang saya maksud pelukis yang baik dan benar adalah sama seperti kalau kita menyebut : .. tokoh yang baik dan benar, seorang ayah yang baik dan benar, dan seterusnya. Intinya adalah bahwa dia melakukan segala tugas dan kewajibannya dengan baik dan benar.
Tugas pelukis.. ya membuat lukisan yang baik. Untuk sampai ke tujuan itu, sebelumnya dia harus punya persiapan teknis yang baik dan panjang yang cukup melelahkan. Sebut saja misalnya, ribuan kali mengulang dan mematangkan latihan tehnik sket, drawing, komposisi, tone, kontras , gelap terang, warna dan sebagainya sehingga sangat menguasai teknik. Dia harus punya ide, pengetahuan, wawasan dan pemahaman yang baik dan benar tentang thema dan obyek yang diangkatnya kedalam karya.
Tugas pelukis.. ya membuat lukisan yang baik. Untuk sampai ke tujuan itu, sebelumnya dia harus punya persiapan teknis yang baik dan panjang yang cukup melelahkan. Sebut saja misalnya, ribuan kali mengulang dan mematangkan latihan tehnik sket, drawing, komposisi, tone, kontras , gelap terang, warna dan sebagainya sehingga sangat menguasai teknik. Dia harus punya ide, pengetahuan, wawasan dan pemahaman yang baik dan benar tentang thema dan obyek yang diangkatnya kedalam karya.
Setelah Itu semua, ternyata masih belum cukup, harus ditambahkan lagi nilai .. benar dan jujur.. Semua yang baik-baik itu harus dilakukan dengan cara benar dan dilandasi kebenaran dan kejujuran... Percuma saja seorang pelukis yang baik (secara teknis), kalau cuma suka mencuri ide, mengcopy karya orang lain, plagiator, membuat lukisan palsu dan melakukan hal-hal yang tak benar dan tak jujur lainnya.
Kerja keras dengan cara dan arah yang benar, membuat seorang menjadi pelukis yang baik dan benar. Dan hadiahnya, ia berhak mendapat kesempatan lebih besar untuk sukses.
Apakah ada jaminan dia akan betul-betul sukses?
Begini…yang kita bicarakan diatas tadi adalah masalah internal yang lokasinya di dalam diri kita masing-masing. Kita punya kuasa mutlak, bisa pilih mau malas atau kerja keras, mau jadi pelukis baik jujur atau buruk.. dan seterusnya. Dalam hal ini dijamin Anda akan “sukses” menjadi (pelukis baik / buruk), seperti yang Anda mau dan lakukan , karena lokasinya berada dalam diri sendiri, wilayah paling bisa Anda kuasai dan kendalikan.Namun bila yang dimaksud “sukses” dalam pertanyaan diatas adalah seperti yang dibayangkan orang pada umumnya, maka secara umum pula bisa saya katakan: tak ada jaminan apapun didunia ini, termasuk untuk sukses.
Begini…yang kita bicarakan diatas tadi adalah masalah internal yang lokasinya di dalam diri kita masing-masing. Kita punya kuasa mutlak, bisa pilih mau malas atau kerja keras, mau jadi pelukis baik jujur atau buruk.. dan seterusnya. Dalam hal ini dijamin Anda akan “sukses” menjadi (pelukis baik / buruk), seperti yang Anda mau dan lakukan , karena lokasinya berada dalam diri sendiri, wilayah paling bisa Anda kuasai dan kendalikan.Namun bila yang dimaksud “sukses” dalam pertanyaan diatas adalah seperti yang dibayangkan orang pada umumnya, maka secara umum pula bisa saya katakan: tak ada jaminan apapun didunia ini, termasuk untuk sukses.
Kita tahu, bahkan untuk para nabi pun tak ada jaminan apapun di dunia ini. Mereka bisa kalah , dikejar-kejar, dikucilkan, dibunuh , disalib dan seterusnya. Padahal mereka adalah orang-orang suci, puncaknya kebaikan ,kebenaran dan di back up oleh Tuhan pula.
Kenapa begitu? Ini masalah eksternal, bukan kuasa diri kita lagi. Banyak factor, banyak pihak , dan banyak kekuatan diluar diri kita yang ikut menentukan, mereka tak bisa atau sulit kita kendalikan. Bahkan sering kali mengendalikan kita. Disini hukum alam atau hukum besi-lah yang berlaku. Jadi yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha keras dan terus berdoa.
Nah jika factor internal dan eksternal ini bisa dikelola dengan baik sehingga berpihak pada kita, itu sangat dekat dengan sukses….
Eh… dari tadi kita bicara soal sukses, jangan-jangan ada perbedaan persepsi diantara kita?
Eh… dari tadi kita bicara soal sukses, jangan-jangan ada perbedaan persepsi diantara kita?
Ada baiknya kita sepakati dulu apa itu sukses.
Suksesnya pelukis itu secara garis besar ada 2 (dua) macam atau 2 tahapan besar:
1- Sukses dalam proses pembuatan / pengerjaan, sehingga menghasilkan karya lukisan yang berkwalitas bagus.
2- Sukses dalam proses “menjual” atau “memasarkan” ( dalam arti luas ) hasil karya lukisan yang bagus tersebut.
Apabila seorang pelukis bisa meraih keduanya secara bersamaan, lukisannya bagus dan laku dipasaran, maka itu sempurna , memang itu yang di harapkan.
Kedua macam bentuk sukses itu ‘seharusnya’ saling berurutan dan berkaitan, dalam pengertian : sebuah lukisan yang bagus (sukses ), ‘seharusnya’ sukses pula dalam segi penjualannya. Kalau lukisan tak bagus (tak sukses) ‘seharusnya’ tak sukses pula penjualannya.
Saya gunakan kata ‘seharusnya’ berkali-kali, karena dalam kehidupan nyata, apa yang terjadi kadang berbeda dengan pikiran ideal, bahkan sering kali bertolak belakang dengan logika yang normal. ( Misalnya saja pegawai negeri golongan A3 dengan gaji 8-10 jutaan, bisa memiliki uang+harta sekitar 100an milyar , dalam tempo singkat. Padahal kalau dihitung dengan gajinya, ‘seharusnya’ diperlukan waktu kerja 800 tahun lebih. Kemudian setelah dikurung dalam tahanan, ‘seharusnya’ kan tidak bisa ada di Bali, Macao dan tempat lain sampai 68 kali..tapi nyatanya bisa… he-he-he.. )... lho..?..lho..?...kok jadi nglantur ke Gayus siiih..?….. Kembali ke Lap Top..!!
Berangkat dari asumsi tersebut, maka sepatutnya seniman / pelukis mati-matian berfokus untuk mencapai sukses yang pertama , yaitu sukses membuat karya yang berkwalitas tinggi, yang merupakan tugas dan tanggung jawab utamanya, yang berada dalam kuasa dan kendalinya.
Sedangkan soal memasarkan lukisan bisa diurus belakangan. Masalah eksternal yang bisa diwakili orang lain. Karena itu sifatnya hanyalah akibat logis dari pencapaian karya. Kalau karyanya memang bagus/sukses, soal pasar tak perlu khawatir lagi, mudah “menjualnya”. Tapi kalau karyanya jelek / gagal, di rekayasa seperti apapun akan sulit dijual / dipasarkan.
Sedangkan soal memasarkan lukisan bisa diurus belakangan. Masalah eksternal yang bisa diwakili orang lain. Karena itu sifatnya hanyalah akibat logis dari pencapaian karya. Kalau karyanya memang bagus/sukses, soal pasar tak perlu khawatir lagi, mudah “menjualnya”. Tapi kalau karyanya jelek / gagal, di rekayasa seperti apapun akan sulit dijual / dipasarkan.
Jadi, kunci sukses pertama dan yang utama : berfokuslah pada peningkatan kwalitas karya sebelum memikirkan masalah tetek bengek yang lain. . (herrisolo, 30,01,2011 subuh)
Wah, bagus sekali tulisannya buat nambah semangat. :D
BalasHapusMakasih Adraya, semoga selalu semangat dalam b'karya..
Hapuspak mau nanya ni, apa ada teknik khusus untuk melukis air? tolong pencerahannya. makasih
BalasHapusTks ganesone.. Hal khusus yang dimiliki air : Air punya sifat transparan/bening, memantulkan warna, bentuk dan sinar disekitarnya, .Tak ada teknik khusus untuk melukis air. Yang sangat diperlukan (seperti sering saya bilang).. kita musti banyak mengamati secara khusus dan teliti obyek yang akan dilukis, termasuk air dengan segala " suasana lingkungan" disekitarnya. Maksudnya "lingkungan" adalah: apa air itu nempel di badan, di gelas, di buah apel, air sungai, atau laut, atau di kolam, danau, atau air nempel di kain yang basah...dan .. masih buuaanyak lagi... dan jelas semuanya berbeda-beda... tak ada jalan lain kita harus mengamati dengan cermat setiap gejala dan fenomena.. Memang, menjadi pelukis itu = menjadi pengamat dan peneliti...
BalasHapusselamat meneliti..
Wahhh,,,, super...!!! om herri.
BalasHapusterimakasih sudah shareing pengalaman & ilmunya bermanfaat sekali.
ttp semangat untuk terus berkarya.....!
Tks To: Ibheb83+gpanji..: Ilmu (elmu) = angel tinemu (sulit ditemukan) kata orang Jawa.. Sampe sekarang-pun saya masih terus berusaha menemukan, terus belajar..
HapusOK..tetap semangat dalam siklus : berkarya, belajar dan berkarya dan belajar dst..
Read more: http://herri-solo.blogspot.com/2011/01/apa-kuncinya-agar-bisa-menjadi-pelukis.html#ixzz23wrbcC40
mas saya mau bertanya,jujur saya sangat suka dg realis,dan menurut saya dalam melukis realis membutuhkan kesabaran yg tinggi,untuk melatih kesabaran itu sendiri bagaimana menurut mas heri.
BalasHapusto i sanusi: kuncinya CINTA- bila melakukan sesuatu dengan keCINTAan tinggi, akan sanggup menghadapi segala kesulitan & kendala dengan KESABARAN tinggi..
HapusRealis-naturalis berguru pada alam... pohon tak pernah mengambil jalan pintas, dia tumbuh dari sebutir benih yang dengan sabar menjadi sebatang pohon besar. Alam tak pernah terburu-buru..
Dengan terus berlatih (menggambar, melukis dll) dengan penuh cinta, otomatis KESABARAN akan terasah dan terlatih.
Jadi untuk melatih kesabaran, banyak-banyaklah berlatih melukis realis naturalis..dengan penuh cinta..terutama kepada Tuhan... karena melukis adalah salah satu bentuk ibadah kepadaNYA..
(suatu kali akan saya buat postingan membahas pertanyaan Anda ini.. tks)
terima kasih,pendapat bapak membuka mata hatiku,untuk yakin dan selalu percaya diri dg apa yg kumiliki,saya akan terus berusaha mendalami realisme.pak herri kalau boleh saya ingin menunjukkan karya2 saya,untuk mendapat masukan dari bapak.
HapusTks sama2 - Boleh, posting saja ke blog Anda nanti kapan saya lihat dan koment. Atau kalau tak ingin dilihat orang, kirim ke email saya, pasti saya balas, asal sabaaar nunggu giliran antrian. selamat berkarya..
HapusMohon masukanya dari pak heri.......karya saya sudah saya posting di (isanusi-fineart.blogspot.com)
BalasHapusOK, udah saya lihat..: Ada lukisan yang hanya melukiskan sebuah obyek tanpa muatan ide/gagasan (kalaupun ada, idenya sederhana dan minim) seperti: potret wajah, potret keluarga, alam benda, hewan, pemandangan alam dan sebagainya.(contoh: Kakek Merokok, Mona Lisa dsb).Untuk jenis lukisan minim ide, maka kualitas penggarapan harus prima / sesempurna mungkin ..! karena cuma itu satu-satunya kualitas yang diandalkan..
BalasHapusUntuk lukisan yang sarat muatan ide/ pesan / gagasan, hal yang lebih penting adalah: ide/gagasan harus terwujud dengan tepat.
Lukisan jenis ini kekuatannya terletak pada:... kesesuaian ide dengan hasil akhir lukisannya.. Pertanyaan besarnya: "Apakah dari unsur rupa yg muncul, lukisan bisa 'terbaca/ dibaca' persis seperti ide yang telah dituliskan??
Saya tulis 2 koment ini karena diminta mas sanusi. Kalo belum jelas, silahkan lanjut tanya lagi, namun sebelumnya baca dulu tulisan di alamat di bawah ini, mungkin sudah bisa terjawab..
http://herri-solo.blogspot.com/2010/12/lukisan-realis-naturalisme-yang-bagus.html
NB: saya dah koment di blog Anda tapi kok susah masuk, jadi saya jawab di sini.
udah masuk kok pak.
BalasHapusterima kasih pak heri atas masukanya,menurut bapak lukisan saya di atas ide\pesan\gagasan yang telah saya tuliskan dapat terbaca dari lukisanya belum? dan untuk mengasah kepekaan hati kita,menurut pak heri gimana?
dari segi tehnik,menurut pak heri apa yang masih kurang dan paling perlu dikembangkan lagi.
mtrswun pak heri
aku akan terus berusaha....
mas Sanusi, Agak sulit membayangkan sifat\naluri lelaki yang berani,bertanggung jawab dan percaya diri disimbolkan ayam jago tarung. Spontan yang muncul di benak adalah wisata pulau Bali..
HapusCoba gali simbol lain (cuma misal saja) ayam jago melawan kucing yang mengancam anak ayam dan induknya.. dan masih banyak simbol lain yang lebih pas..
Mengasah kepekaan hati itu dengan: banyak ber-empati, banyak memberi, banyak mendengar, banyak merasakan, banyak belajar, menekan egoisme, utamakan kejujuran, banyak mensyukuri, mendekat dan pasrah pd Tuhan, sabar dan ikhlas..
BalasHapuswah sory ya, jadi kayak pak ustadz.. apa boleh buat, kesenian (lukis realis) memang banyak berurusan dengan hati.. bidang garap yang agak sama dengan agama..
Read more: http://herri-solo.blogspot.com/2011/01/apa-kuncinya-agar-bisa-menjadi-pelukis.html#ixzz28aMHP8a4
terima kasih pak herri,udah mau menjawab pertanyaan2 dari saya.
BalasHapussaya akan terus berusaha dan mencobanya
mturswun............
kang saya mau nanya nih. saya masih awam dalam melukis tapi sedikitnya saya punya beberapa karya lukis. saya ingin menjualnya. kira2 kemana dan pada siapa saya harus menjualnya kang?
Hapuspak apa masih ad teknik lain mewarnakan dgn menggunakan cat kayu,sama cat Air pak...
BalasHapus