Mr. Duncan Graham: Award-winning Journalist dari Australia yang kelahiran Inggris, datang ke Solo meliput kegiatan Presiden Jokowi di Hotel Sunan ... Selain itu , beliau juga mampir ke studio untuk interview seputar lukisan realisme sosial..... terkait dengan lukisan saya yang terpilih menjadi cover
buku “ Illiberal Democracy in Indonesia” yang terbit di Inggris .(Penerbit Routledge, 2015)
http://herri-solo.blogspot.com/Phone:081.667.2417~[]WA: 0813.2899.6666[] Email: herri.solo@gmail.com []Facebook: herri soedjarwanto
halaman
- HOME
- DAFTAR ISI / MENU ~ Kategori Lukisan / Tulisan
- PESAN LUKIS WAJAH ?..di sini..
- PROFIL, Biodata
- HERRI dan DULLAH
- ALBUM FOTO
- Apa itu Lukis Potret Wajah
- CONTACT
- MEMAHAMI REALISME
- PROBLEMA REALIS
- LUKISAN REALISME SOSIAL
- CERITA KEHIDUPAN PELUKIS unik+nyata
- Top Diskusi
- Dari Jalanan Sampai Lukis Presiden
“Mona Lisa”- nya Leonardo Da Vinci tak ada apa-apanya?
serial: Memahami lukisan realisme.
Dalam sebuah perjalanan saya pernah bertemu seseorang yang bercerita dengan bangga bahwa dia pernah ke Museum Louvre Paris :
’’ Saya sudah melihat secara langsung lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci", katanya, "..terus terang saya tidak terkesan. Saya tak habis pikir kenapa lukisan wanita setengah badan seperti itu, bisa sangat terkenal di dunia, padahal biasa-biasa saja, tak ada apa-apanya... Saya pikir banyak lukisan-gadis di Indonesia bahkan lebih cantik… dan…lebih bagus kualitasnya,” begitu ujarnya dengan sepenuh yakin.. tanpa rasa bersalah.
Begitu landing dan berpisah di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng nama dan wajah boss yang “menyenangkan” itu tak pernah saya ingat lagi, namun kata-katanya yang seolah tanpa dosa itu, terus terngiang mengusik pikiran dan perasaan saya..
![]() |
"Mona Lisa" karya Leonardo Da Vinci |
Begitu landing dan berpisah di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng nama dan wajah boss yang “menyenangkan” itu tak pernah saya ingat lagi, namun kata-katanya yang seolah tanpa dosa itu, terus terngiang mengusik pikiran dan perasaan saya..
Dan segera menyadarkan saya bahwa di masyarakatpun banyak pemahaman dan pengertian yang keliru soal lukisan realisme, terutama menyangkut soal bobot, mutu dan kualitas sebuah lukisan..
Mengapa orang bisa begitu salah melihat dan menilai sebuah lukisan ?
Mengapa orang bisa begitu salah melihat dan menilai sebuah lukisan ?
Langganan:
Postingan (Atom)