Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

DAFTAR ISI / MENU ~ Kategori Lukisan / Tulisan





KLIK / TAP -pada daftar berikut, untuk buka + menelusuri lebih lanjut:
00-GALERI LUKISAN: contoh ragam karya Herri Soedjarwanto (Lihat17 lukisan+)
01- PROFIL, Biodata 
02- HERRI dan DULLAH
03- ALBUM FOTO Herri dan para Tokoh, Seniman, Pelukis, Penulis, Pengamat
04- CERITA KEHIDUPAN PELUKIS unik+nyata 
05- SANGGAR PEJENG BALI
06- PROBLEMA REALISME menjawab pertanyaan seputar Lukisan
07- LUKISAN POTRET WAJAH dengan kisahnya yang unik dan luar biasa..
08- MEMAHAMI REALISME secara UTUH, BAIK dan BENAR
09- LUKISAN SPIRITUAL / FENOMENA SPIRITUAL
10-DISKUSI / TANYA JAWAB /KONSULTASI 
11- LUKISAN yang BERSEJARAH n dianggap PENTING.

MAU PESAN Lukis Wajah ? (juga lukisan lain?).. klik lihat dan pelajari disini
PESAN LUKISAN + LIHAT CONTOH
LUKIS WAJAH..... KLIK DI SINI ...!!




MAU PESAN Lukis Wajah ? (juga lukisan lain?).. 
klik lihat dan pelajari disini


Lukisan Potret Wajah, Figur, Kehidupan, Realisme Sosial,
Pemandangan Alam, Bunga, Alam benda dsb

------------------------------------------------------
SEMUA LUKISAN + TULISAN di BLOG INI ...termasuk header..
orisinal karya HERRI SOEDJARWANTO, kecuali disebutkan lain.

Lukis Wajah Jokowi, Presiden RI 2019-2024


Selamat untuk Indonesia Raya .. 
Kompak.. Bersatu , Kerja, kerja, kerja ..Indonesia Raya bakal Jaya Seperti masa2 leluhur kita dahulu kala. Masa2 keagungan Borobudur, Majapahit, Sriwijaya nampak terlihat di depan mata .. Merdeka ...!!!
Solo - Indonesia
30 Juni 2019.

Selamat Untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia ... telah memiliki Presiden untuk 2019-2024 ... Selamat Bp Joko Widodo dan Kyai Ma'ruf Amin ..
Semoga kedepannya Indonesia bakalan jaya dan hebat lagi seperti pada zaman Majapahit, Sriwijaya atau juga seperti saat membangun Borobudur ... tanda2nya sudah nampak.. asalkan semua anak bangsa KOMPAK saling dukung .

Tapi bisa juga bakal hancur2an seperti pada saat "dijajah Belanda" (dan bangsa lain) ..apabila yg sedang ngotot berjuang, bekerja.. malahan dijegal, dikeroyok,oleh orang-orang yang membela kepentingan bangsa lain.. yang menuruti hawa nafsu amarah dan juga nafsu serakah ...


PROSES :
Pembuatan lukisan ini dimulai dari undangan Demo melukis di Car Free Day Solo. 
Lokasi tepatnya di trotoar depan Benteng Vastenburg .. sebelah selatan Kantor Telkom... Dimulai sejak pagi hari ...

Hingga sore, lukisan belum selesai juga ..
Akan dilanjutkan di rumah / di Studio 

( Foto di depan Benteng Vastenburg )



- Mau lihat CONTOH LUKIS WAJAH  lebih banyak ? KLIK DI SINI



"Cuma modal dengkul, ngeyel lagi...!!" Kho Ping Hoo & Herri S ~

Komik "Si Tongkat Sakti" 7 jilid, karya
pertama Herri (18 th). Diterbitkan CV Gema
(Th1976-77). Naskah  oleh Kho Ping Hoo
judul asli "Liong San Tung Hiap"
Kisah unik dan nyata :

Kho Ping Hoo adalah satu nama yang cukup berpengaruh dalam mewarnai  hidupku. Pada masa kanak-kanak hingga remaja  aku sangat suka membaca novel cerita silat karya Kho Ping Hoo. Bahkan kecanduan. Kenapa bisa begitu? Singkatnya: Selain alur cerita yang menarik, karakter  tokoh yang kuat, pemilahan baik dan buruk yang jelas, penggambaran suasana alam dan sejarah yang sangat hidup, disitu juga banyak berisi pelajaran berharga, filsafat hidup , tuntunan kebaikan, nilai-nilai luhur mulia, jiwa ksatria dan sebagainya.. sehingga para orang tuapun tak melarang, bahkan menganjurkan anak-anak untuk membacanya…

Lukisan Dewa Kwan Kong "membawa berkah"

Dewa Kwan Kong dengan pendampingnya.
Saya sudah berkali-kali melukis Dewa Kwan Kong dg pose/komposisi berbeda-beda.
Awal 2019 ini, lagi2 lukisan Dewa Kwan Kong membawa berkah dengan cara yg aneh ...

Seorang menelpon ingin memesan lukisan dewa Kwan Kong. Beliau mengirim contoh foto acuan yg kurang bagus , silau tak terlihat warna dan bentuk detilnya dan juga depannya tertutup patung/boneka. (lihat foto di bawah ini)



Singkatnya fotonya tak memenuhi syarat, untuk menjadi lukisan bagus. Karena keadaan foto dg faktor kesulitan tinggi seperti itu, saya menetapkan tarif yg maksimal dg kategori Top Quality.

Beliau angkat tangan, akhirnya mundur dengan halus.. Katanya: Lukisan ini nantinya untuk disumbangkan, kalau terlalu mahal, jauh dari budget, beliau harus berunding dulu sama teman2nya , kilahnya.

Okelah ... nggak masalah ..

Suatu malam .. saat berdoa khusuk ... aku melihat serombongan pasukan berkuda datang. Kulihat Dewa Kwan Kong keluar dari rombongan pasukannya , turun dari kudanya ..

Herri Soedjarwanto dalam buku Duncan Graham (seorang 'Award winning journalist' Australia). Judul buku : " THE TYRANNY of PROXIMITY "

Kemarin, Minggu Legi,  2 Desember 2018, studioku (yang sebenarnya belum tertata / belum siap dikunjungi)  kedatangan tamu-tamu istimewa .. Salah satunya adalah Mr Duncan Graham yang dikenal sebagai "Award Winning Jurnalist" dari Australia. Dia adalah seorang jurnalist kawakan Australia, tinggal di New Zealand dan bolak balik ke Indonesia, karena ia juga menjadi kontributor (harian berbahasa Inggris) The Jakarta Post  juga media publik lain di Indonesia dan Australia.

Kedatangannya ternyata untuk memberikan oleh-oleh yang sangat berharga , yaitu buku karya terbaru beliau (tahun 2018), yang berjudul "The Tyranny of Proximity". Buku setebal 403 halaman ini menjadi sangat istimewa, setidaknya buat saya pribadi. Kenapa...?



Di halaman 5, halaman "Isi Buku" pada bab 4 - Meet the People One,  ada nama Herri Soedjarwanto diantara nama Goenawan Mohamad dan sederetan nama-nama tokoh lainnya.


Dan selanjutnya artikel tentang Herri terdapat di halaman 106 sampai dengan 109 (4 halaman), berjudul : 
"Herri Soedjarwanto : Not a monochrome artist." <<(klik untuk menelusuri artikel aslinya di The Jakarta Post, dan untuk membaca terjemahan lengkapnya).

Note: 
- Beberapa material di dalam buku ini memang pernah dimuat di The Jakarta Post, Strategic Review, New Mandala, Asian Currents, Indonesia Now dan Inside Indonesia.

- Dua tahun yang lalu ia pernah mampir meliput ke gubukku .. setelah meliput serangkaian kegiatan Presiden Jokowi di beberapa kota... mau lihat ?.. silahkan klik link berikut :
https://herri-solo.blogspot.com/2015/10/interview-lukisan-realisme-by-mr-duncan.html

- Kedatangannya waktu itu karena di Australia dia melihat lukisanku "Pak Harto si Anak Desa" menjadi sampul buku terbitan Routledge (Inggris), dan itu sangat menarik baginya...
https://herri-solo.blogspot.com/2015/07/lukisan-herri-cover-buku-ilmiah.html

- dibawah ini link koran The Jakarta Post
 https://herri-solo.blogspot.com/2016/02/no-monochrome-artist-master-of-realism.html




meninjau studio yang masih berantakan

*About Duncan Graham*
CV Education: M Phil (UWA), Grad Dip Cultural Communication (Riverina), BA (Curtin) Languages: English (fluent). Indonesian (intermediate). French (intermediate). Past employers: Fairfax Press (The Age & Sydney Morning Herald – both broadsheet dailies) as a reporter and feature writers for ten years; ABC TV and Channel 9 as a presenter and producer for six years; AAP stringer for four years, Radio 6NR (manager for four years); The West Australian (Perth daily newspaper) where I did my cadetship. Awards: (All in Australia): Walkley Award for Journalism Human Rights and Equal Opportunity Media Award (Twice) Equal Opportunity Commission Media Prize (Twice) Daily News Centenary Prize; Perth Press Club Award; MBE Health Award WA Week Book Award (now the Premier’s Prize) for non-fiction. Media grants: Two from the Western Australian government, one from the Australian government. All to report on issues in Indonesia. Published books: The People Next Door (UWA Press), Being Whitefella (FAC Press), Dying Inside (A & U). SEE ALSO: www.newzealandnow.blogspot.com


Lukisan Herri menjadi Cover Buku ilmiah Internasional




Lukisan Herri dipilih menjadi cover buku ilmiah internasional, serial Politik in Asia :
''ILLIBERAL DEMOCRACY in Indonesia" terbitan Routledge, Inggris

Lukisan Herri cover buku terbitan Routledge Inggris

COVER BUKU: Bersyukur... Lukisanku tentang Soeharto, Pak Harto si Anak Desa, terpilih menjadi cover buku ilmiah internasional yang diterbitkan di Inggris. Buku : "Illiberal Democracy in Indonesia.." ditulis oleh Prof. David Bourchier dari Australia (UWA) .. diterbitkan oleh penerbit Routledge Inggris

Routledge didirikan tahun 1836, adalah penerbit dunia untuk buku-buku akademik, yang menjadi sumber kajian ilmiah masalah sosial dan kemanusiaan. Routledge telah mempublish banyak pemikir-pemikir terbesar dunia dalam ratusan tahun terakhir ini, termasuk: Einstein, Russel, Jung, Sartre dan banyak lagi lainnya.

Itu rupanya yang membuat harga bukunya mahal ...sekitar Rp 2 jutaan
Sayangnya buku "Illiberal Democracy...." ini belum ada di Indonesia. Saya baru beberapa waktu lalu menerima kiriman langsung dari penerbit Routledge Inggris..

Postingan ini tak ada kaitannya dengan kecenderungan politik tertentu (lha wong isinya tentang apa saja aku gak tahu :-)  ?? ... tapi.. ini lebih pada rasa syukur pelukis yang beruntung Lukisan nya dipilih menjadi cover buku dunia.

Lihat lukisan full, proses kreatif dan latar belakang, silahkan klik
http://herri-solo.blogspot.com/2014/12/pak-harto-si-anak-desa-gagasan-proses.html

Baca ulasan Duncan Graham (jurnalis Australia, tinggal di New Zealand) tentang Lukisan 'Pak Harto...'  yg jadi cover buku tersebut
https://herri-solo.blogspot.co.id/2016/03/realisme-yang-sebenarnya-dingin-kejam.html

Ini alamat resmi Routledge yang memuat ttg buku ini
http://www.routledge.com/books/details/9780415180221/ 

REALISME YANG SEBENARNYA ( dingin, kejam, getir ), dari Seniman yang Lemah Lembut .. oleh Duncan Graham* (jurnalis Australia, New Zealand)* + [LIHAT 11 LUKISAN yang dibahas]

*( dilengkapi dengan foto 11 lukisan yang sedang dibicarakan )* 
Ini terjemahan dari kliping Koran The Jakarta Post (9/Feb/2016) , yg pernah diposting dengan judul : Herri Soedjarwanto & Lukisannya ;  dalam liputan The Jakarta Post 


Photos by JP/Erlin Graham, screenshoot INDONESIA NOW - The Jakarta Post
diterjemahkan dari artikel aslinya :
STARK REALISM FROM A GENTLE ARTIST, 
NO MONOCHROME ARTIST
By : Duncan Graham *(jurnalis senior Australia, tinggal di New Zealand)
(First published in  The Jakarta Post 9 February 2016)
Posted by INDONESIA NOW with Duncan Graham 11 February at 3:46 PM
http://indonesianow.blogspot.co.id/2016/02/stark-realism-from-gentle-artist.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 
Master of Realisme: Pelukis Herri Soedjarwanto di studionya di Surakarta, Jawa Tengah. - 
 mengatakan karya-karyanya yang terbuka bagi publik untuk menafsirkannya . - Lihat artikel asli di: http://indonesianow.blogspot.co.id/2016/02/stark-realism-from-gentle-artist.html

Jika selera seni Anda memerlukan bumbu dengan teka-teki, keingintahuan, kontradiksi, tantangan dan membingungkan-.. maka..  janganlah  mencari realisme, seperti yang dibuat oleh pelukis asal Solo Herri Soedjarwanto.
Lukisan potret nya yang molek terlihat lebih seperti sentuhan penyempurnaan photography , yang merupakan salah satu kritikan yang dilemparkan di media oleh mereka yang lebih memilih seni abstrak.

Soedjarwanto adalah seorang murid terkemuka Dullah, yang di Indonesia dijuluki Raja Realisme, favorit istana semasa pemerintahan Soekarno. Ia menyelesaikan (tepatnya melukis ulang ) beberapa karya Dullah (khususnya karya kolosal, besar, yg tak pernah selesai) , setelah pelukis tua itu meninggal karena serangan jantung pada tahun 1996.

Diantaranya termasuk adegan pergerakan kerumunan masa yang banyak , yang  menampilkan presiden pertama (Bung Karno-pen) bertemu dengan orang-orang di bawah langit yang penuh bergelombang dengan bendera merah dan putih --  fantasi dari seorang nasionalis.


Namun jika Anda berpikir lukisan tersebut terlalu unsubtle, romantis dan penuh kejayaan kebangsaan dan lebih suka penjelasan baku apa adanya, maka Anda perlu (dan harus) mendengar penjelasan dari seorang seniman seperti Herri Soedjarwanto.

"Orang-orang dapat memiliki lebih dari satu kepribadian," katanya di studionya di Solo, di mana ia sudah tinggal selama 20 tahun terakhir, dikelilingi oleh kanvas dari lantai sampai ke langit-langit. 



"Beberapa lukisan yang saya buat untuk klien,  bercorak  realistik. Seperti yang ini , pasangan Bali dalam pakaian tradisional setelah pernikahan mereka -


tapi karya-karya  saya yang lain datang (tercipta) dari  hati "
.




 Dan betapa hati yg besar itu terpenuhi oleh masalah besar – atau setidaknya begitulah tampaknya. 

Dalam satu kanvas besar, gambaran sosok Soekarno menangisi sebuah  pemandangan yang tersiksa oleh kemiskinan, penderitaan dan kekacauan. Semua mimpi Proklamator untuk bangsa yang makmur sejahtera dan bahagia hancur oleh keserakahan, intoleransi dan korupsi.


Kemudian ada suasana kehidupan pedesaan dari presiden kedua Soeharto, baju terbuka, lengan digulung, memegang seikat padi. Dia memimpin di kepala meja sarat dengan panen  produk pertanian yang dihasilkan oleh petani-petani yang tegap. Bahkan binatang buaspun terlihat senang ..

Figur ayah periang yang memegang jabatan tertinggi selama 32 tahun duduk dikelilingi oleh anak-anak montok dan warga yang puas bahagia dalam lanskap pastoral kemakmuran, subur, meskipun salah satu figur tidak-terlihat jelas di tepi kiri telah berbalik dan berjalan pergi seperti tamu yang tidak diinginkan . Demokrasi? Tidak ada seorang pun yang mengatakan.

Karya tersebut adalah:  Pak Harto si Anak Desa [Soeharto the Villager]; yang terpajang di Museum Purna Bhakti Pertiwi Jakarta Timur,.. Karya yang merayakan kehidupan dan pemerintahan presiden kedua.

Soedjarwanto mengatakan karya seni itu dibeli (tahun 1998) seharga Rp 40 juta [US $ 3.000] oleh Sudwikatmono, sepupu terakhir  Soeharto , dan disumbangkan ke museum, jelas karena pertimbangan penghormatan, penghargaan  kepada kerabatnya.

Namun lukisan itu juga telah digunakan sebagai  cover buku ”Illiberal Democracy in Indonesia “ oleh akademisi Australia Prof Dr David Bourchier dan diterbitkan tahun ini (2015, oleh penerbit legendaris Routledge di Inggris-pen)


Buku ini tentu bukan pidato pujian untuk pemimpin terakhir yang  sekarang secara luas dianggap sebagai seorang penguasa lalim yang korup yang memerintahkan menghancurkan perbedaan pendapat, kritik dan upaya artistik. Menukar wajah Soeharto dengan  Yesus Kristus , dan lukisan itu  bisa menyemarakkan dinding sebuah gereja evangelis atau  gereja karismatik yang  lebih peduli dengan puji-pujian dari pada maksud tujuan.

"Terserah pada orang-orang  lain untuk memutuskan apa arti / makna lukisan itu," kata Soedjarwanto. "Saya serahkan pada  Anda untuk menilainya. Anda pikir itu sebuah (lukisan) parodi? It’s OK."

Tapi itu menjelaskan dengan gamblang bahwa sang seniman,  yang mengenakan baret revolusioner itu, bukanlah  pencinta dari sang  jenderal yang telah menggulingkan pahlawan-nya.

Salah satu lukisan realistik terbesar di studio menunjukkan Soekarno muda dengan Fatmawati, istri kedua dari sembilan istri-istrinya.




Karya-karya yang lain  adalah potret ramah orang-orang cantik dan profesional , digarap dan diselesaikan dengan setiap rambut dan lesung pipit tepat pada tempatnya , .. atau pemandangan mengerikan dari Armageddon.


Meskipun Soedjarwanto dan Meilina istrinya yang Cina adalah Muslim, beberapa karyanya memiliki rasa suasana hari  kiamat yang dikisahkan Alkitab. 

Kapitalisme perkotaan berdiri di Cloudscape disangga dengan  tiang kurus dipegang  tegak keatas  oleh massa yang  kelaparan.  Ketika itu semua berjalan terhuyung - datanglah Apocalypse.

Old Master (dunia) yang agak mendekati (karakter Herri)  mungkin adalah  Hieronymus Bosch, seorang pelukis Belanda  abad ke-15.. Pelukis adegan pemandangan massa yang  penuh penderitaan. Namun Soedjarwanto menegaskan bahwa  pahlawan / idola nya yang sebenarnya adalah seniman abstrak Pablo Picasso [yang ulang tahunnya kebetulan sama dengan Herri - 25 Oktober],  meskipun artis  Indonesia ini belum memeluk corak Kubisme dari periode akhir  artis Spanyol itu.

Pelatihan formal Soedjarwanto di bidang seni adalah dengan Dullah,  tapi bakatnya sudah terpampang saat masih remaja ketika ia membuat komik bergambar yang hidup. Meskipun berdasarkan pahlawan nyata dan mitos Jawa (China) mereka mengikuti gaya Amerika,  dramatis, close-up, kalimat kaku dan action yang dinamis.
Garis yang tegas dan proporsional, tekniknya begitu halus dan profesional , semuanya  terlihat seolah-olah kemampuan teknis itu  datang dari veteran di sebuah studio seni komersial. .. Sangat Jelas pria ini  memiliki bakat yang luar biasa dengan kuas dan pena.


Kadang-kadang ia mengajar di kelas, tapi dia mungkin seorang guru yang sulit. Setiap murid yang mengukur kemampuan alami mereka, akan berhadapan / berlawanan dengan kekurangan-kekurangan  yang akan dia temukan

"Seperti Picasso Saya mencoba untuk menjadi multi-purpose," katanya. "Jika perasaan saya sedang baik saya melukis potret realistis, tapi ketika saya sudah merasa tertekan dengan berita dari media,  saya harus membersihkan perasaan saya,  melampiaskannya  melalui seni."..

"Saya mendapatkan ide-ide saya melalui berita dan omongan jalanan. Saya tahu apa yang menjadi kekuatiran dan kegelisahan orang. Mereka tidak memiliki surat kabar seperti politisi, tetapi mereka masih memiliki opini  yang kuat yang mereka tidak takut untuk menyebarkannya. "

Tidak ada gambar yang melibatkan Presiden yang sekarang? 
"Belum ada.. Saya sedang menunggu kepemimpinannya dan tindakannya yang bisa menjangkau dan menyentuh saya (untuk melukisnya)."

Salah satu bagian yang sangat biadab , seorang tokoh Keadilan seperti pengacara / hakim dengan penutup mata robek menusuk pedang pada timbangan yang hancur – sebuah respon untuk tragedi skandal peradilan. (Skandal Aqil Mochtar, Hakim Mahkamah Konstitusi)

Soedjarwanto mencoba untuk menjelaskan kontradiksi ini :
"Bagi saya, lukisan adalah alat komunikasi. Di dalam kehidupan sehari-hari, apakah saya  harus membatasi diri untuk berbicara tentang satu hal saja - gadis cantik, pegunungan indah atau berkonsentrasi pada kemiskinan?

"Tidak! Setiap hari saya berbicara tentang segala sesuatu dari yang sepele hingga yang serius, tentang perasaan senang bahagia .. melewati  keburukan, penderitaan dan ketidakadilan. Itulah  yang menjadi refleksi  Seni saya - segala sesuatu, semua hal. Itu  seperti sebuah buku harian yang mencatat merekam emosi saya..

"Saya tahu ini membingungkan para pembeli yang suka mengoleksi lukisan potret atau lanskap dan membutuhkan pasokan yang konsisten. Mereka ingin saya untuk mengkhususkan diri .  

Tidak apa-apa ; Aku tidak akan terintimidasi untuk kemudian berderap lari mengikuti ide-ide mereka. Aku hanya ingin jujur ​​dan mengikuti hati nurani ku, ke mana pun ia pergi. " 

Tulisan terkait : 
Para Maestro Melukis Segala Obyek 
http://herri-solo.blogspot.co.id/2012/03/pelukis-yang-melukis-semua-obyek.html

*About Duncan Graham*
CV Education: M Phil (UWA), Grad Dip Cultural Communication (Riverina), BA (Curtin) Languages: English (fluent). Indonesian (intermediate). French (intermediate). Past employers: Fairfax Press (The Age & Sydney Morning Herald – both broadsheet dailies) as a reporter and feature writers for ten years; ABC TV and Channel 9 as a presenter and producer for six years; AAP stringer for four years, Radio 6NR (manager for four years); The West Australian (Perth daily newspaper) where I did my cadetship. Awards: (All in Australia): Walkley Award for Journalism Human Rights and Equal Opportunity Media Award (Twice) Equal Opportunity Commission Media Prize (Twice) Daily News Centenary Prize; Perth Press Club Award; MBE Health Award WA Week Book Award (now the Premier’s Prize) for non-fiction. Media grants: Two from the Western Australian government, one from the Australian government. All to report on issues in Indonesia. Published books: The People Next Door (UWA Press), Being Whitefella (FAC Press), Dying Inside (A & U). SEE ALSO: www.newzealandnow.blogspot.com

Melukis - Lukisan Wajah Presiden Joko Widodo

Lukisan Wajah Presiden Joko Widodo 

Work in progress

Herri memulai / start membuat skets lukisan wajah Presiden Joko Widodo

Lukisan Potret Ibu "Biasa" yang Luar Biasa ... Lukis Wajah Ibunda Pak Jokowi

"Potret Wajah Ibunda Pak Jokowi" (Desember 2016)
finishing touch, sesaat sebelum dikirim ..
Start .. Work in Progress


Herri berfoto bersama Ibunda Bp Jokowi, 
sesaat setelah pemasangan Lukisan beliau.

Lukisan Wajah: "Kasih Ibu", dipesan oleh sang bayi ngedot.. ( ~saat ini "Executive Director IMF", tinggal di Washington DC)

Lukisan Wajah Kasih Ibu, karya Herri Soedjarwanto
"Kasih Ibu" Karya Herri Soedjarwanto, 2014. 
  Dilukis dari foto berumur 50 th lebih, hitam putih, 
Lukisan ini dipesan oleh sang bayi yang ngedot,..
 yang sekarang telah menjadi seorang boss .. 
Executive Director di International Monetary Fund (IMF)






"Kasih Ibu"
Tugas utama seorang ibu adalah mendidik , menyayangi dan membimbing anak manusia.. kualitas sebuah generasi manusia tergantung pada kualitas ibu-ibu mereka..  Ibu-ibu yang memiliki sifat penuh kasih sayang,  cerdas, dan sabar dalam mengasuh anak, akan menghasilkan sebuah generasi cemerlang...

Juda Agung
Testimoni : "Pak Herri, tks atas lukisannya yg perfect. Ibu saya sangat bahagia melihat lukisan ini. Karakter beliau sangat tampak terutama kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Lukisan ini benar-benar 'masterpiece' bagi kami. Saya ingat proses yg panjang dan interaksi antara pelukis dan kami sangat intens walau hanya melalui email. Sekali lagi selamat, pak herri adalah sedikit dari maestro realis di Indonesia."  
*[Juda Agung tinggal di Washington D.C... 
 menjabat sebagai  Executive Director di International Monetary Fund (IMF) .. 
sebelumnya menjabat sebagai Executive Director di Bank Indonesia ..]

Klik baca testimoni selengkapnya dan lihat ratusan "like" dan puluhan coment: 

GALERI LUKISAN : contoh beragam Karya Herri Soedjarwanto (lihat 17 lukisan+)

GALLERY LUKISAN REALISME : 
karya Herri Soedjarwanto
Deretan lukisan + cerita seputar lukisan, dibalik lahirnya sebuah lukisan , latar belakangnya, 
proses kreatifnya ..Sharing soal jawab lukisan, Cara Pemesanan lukisan  dan banyak lagi ..
[klik gambar untuk membesarkan.. 
klik link / tulisan untuk baca kisah riwayat atau prosesnya]


Galeri Lukisan Ibu dan Anak

22- Mei-2019. ... Selamat Untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia ...
telah memiliki Presiden untuk 2019-2024 ...




Lukisan Potret Wajah
" Lukisan Wajah .... "( Mei 2014) karya Herri Soedjarwanto, 
Koleksi / dipajang di  Istana Kerajaan Negeri Kedah Malaysia

Bung Karno dan Rapat Raksasa Lapangan Ikada




Dari Jalanan Sampai Lukis Presiden (klik)
Untuk baca: Klik kanan gambar ... lalu klik open in new tab

Dipesan oleh Sudwikatmono, dihibahkan menjadi koleksi:
Kisahnya bisa dibaca di kliping koran  
 klik di sini Dari Jalanan sampai Lukis Presiden
Lukisan Herri: cover buku ilmiah terbitan Routledge, Inggris 

Lukisan Herri cover buku terbitan Routledge Inggris


.. Perjalanan Lukisan.. Surat dari A.S
... Dialog dengan S. Sudjojono 
                           
"Bayi Rakyat" Karya Herri Soedjarwanto
Untuk berita terbaru tentang "Bayi Rakyat" 


Melukis Wajah Potret Pengantin..sebuah " Mission Impossible"

"Tatapan Cinta" karya : Herri Soedjarwanto
Koleksi : Museum Rudana, Bali.
                                                                               
Lukisan Dewa Kwan Kong versi Herri Soedjarwanto
Lukisan Dewa Kwan Kong, versi Herri Soedjarwanto


"Happy Family", (2013),  karya Herri Soedjarwanto.
Dalam melukis pesanan potret wajah Herri punya komitmen :
Lukisan harus lebih bagus, lebih indah dan 
lebih hidup dari pada foto acuannya.



 

Cara Membuat Lukisan Terlihat Lebih Hidup

MERIAM BAMBU, MAINAN  TRADISIONAL NUSANTARA

LUKISAN REALISME, CATATAN HARIAN di  KANVAS
" Bocah Pinggiran Stasiun " karya Herri Soedjarwanto
Sekumpulan anak jalanan  di sebuah stasiun: penjual koran,
penjaja es lilin,  seorang bocah penyemir sepatu yang ..



"Kembang Wijaya Kusuma"

Lukisan Potret Wajah, Figur, Kehidupan, Realisme Sosial,
Pemandangan Alam, Bunga, Alam benda dsb