Oleh: Herri Soedjarwanto , Pelukis Realis Indonesia .. asisten Dullah di Sanggar Pejeng Bali.
"Bung Karno, dalam Rapat Raksasa Ikada 1945" karya Herri Soedjarwanto 2014 |
Sedikitnya ada dua
peristiwa penting pada tanggal 19 September … kelahiran pelukis Dullah 19 September
1919… dan Rapat raksasa Ikada, 19 September 1945… Secara kebetulan, keduanya saling terkait.
‘Rapat Raksasa Ikada’ adalah suatu peristiwa penting pada
masa Revolusi. Dengan tokoh utamanya
Bung Karno. Dullah adalah pelukis kesayangan Bung Karno.. Dullah sering menceritakan kisah
tentang Rapat Raksasa Ikada ini
kepada penulis yang waktu itu menjadi asistennya dan
tinggal seatap dengannya di Sanggar Pejeng Bali.
Rapat Ikada itu termasuk Peristiwa favorit Dullah karena (salah
satu alasannya) bertepatan dengan tanggal kelahiran Dullah, yaitu 19
September. Tak heran , ketika
mempersiapkan Pameran di Jakarta 1979, Dullah bermaksud melukis "Rapat
Raksasa Ikada" sebagai lukisan utamanya, dalam ukuran 200 X 350cm.
Namun karena
satu kejadian, (klik baca detikcom: era Suharto kok bikin Lukisan Bung Karno?) lukisan tersebut tak selesai pada saat pameran. Lukisan
tersebut tetap dipamerkan meskipun baru tahap sketsa dengan sedikit warna dasar
tipis dan sedikit wajah Bung Karno di pusat lukisan.
Sampai saat Dullah
meninggalpun (1996 .... 17 tahun kemudian), bahkan sampai sekarang, lukisan tersebut masih tetap dalam posisi dan
status seperti itu, tak pernah selesai. Meskipun demikian lukisan itu tetap tergantung abadi dengan megah di dinding Museum Dullah, Solo.
“ Wah .. Sayangnya
lukisan ini tidak pernah selesai”, kata seorang pengunjung
Museum Dullah yang juga pecinta seni . “Apakah Mas Herri bisa menyelesaikan lukisan ini ? … maksud saya melukis ulang
lukisan ini di kanvas lain, sehingga
selesai, menjadi seperti apa yang Pak
Dullah maksudkan? … dan apakah ada kendala
secara etika ?“ tanya beliau pada saya.
“Sebagai mantan asisten Dullah, tentu saya bisa , dan saya pikir tak ada kendala secara etika .
Karena …
Pertama : Sangat
jelas bahwa saya tidak sedang
mengcopy lukisan Dullah.. karena lukisan Dullah ini jelas terlihat sama sekali belum jadi… baru mulai sket
awal..sekitar 3 - 5% saja.
Kedua: “Lukisan
ini dibuat Dullah berdasarkan foto dokumentasi
dari kementerian penerangan. Foto dokumentasi tentang Rapat Raksasa Ikada ini sekarang
sudah banyak dimuat dimana-mana , ada di buku sejarah, internet dan sebagainya.
Foto ini sudah menjadi milik publik / domain public.. siapapun bisa menggunakannya
untuk tujuan positif … apalagi untuk menambah perbendaharaan dokumentasi sejarah perjuangan bangsa dalam
mempertahankan kemerdekaan RI . Jadi
seandainya tanpa lukisan Dullah
sekalipun, lukisan ini tetap bisa dibuat
berdasarkan foto-foto dokumenter tersebut“.
Beberapa bulan kemudian, di tahun 2014 tuntas sudah lukisan
“Bung Karno, Rapat Raksasa Ikada 1945” karya Herri Soedjarwanto. ###
Tentang Pelukis Dullah
Dullah adalah seorang seniman lukis Indonesia. Lahir di Solo, 1919 dan meninggal tahun 1996. Dia dijuluki "Pelukis Revolusi", karena ia banyak melukis peristiwa yang berkaitan dengan masa revolusi, ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dullah juga dijuluki pelukis Istana, karena kedekatannya dengan Presiden Soekarno. Selama 10 tahun (1950-1960) ia dipercaya untuk memelihara dan mengawasi benda-benda seni yang tersimpan di Istana Negara, sekaligus menjadi pelukis pribadi Bung Kamo. Ia juga dipercaya menyusun empat jilid buku koleksi lukisan Bung Karno pada tahun 1956; dan 1959. Keempat jilid buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Kesenian Rakyat di Beijing, Republik Rakyat China. Selain itu ia menjadi pengasuh Sanggar Pejeng yang bertempat di Puri bekas Istana kerajaan tertua di Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis komentar, pertanyaan, usul / saran disini