Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Lukisan Realisme-Naturalisme yang Bagus itu seperti apa?* (5 Level Realis)

Lukisan wajah Kakek Merokok, Herri Solo
"Kakek Merokok" Karya Herri Soedjarwanto
Secara sederhana sebuah lukisan realism-naturalism setidaknya dapat ditinjau dari dua aspek. Pertama, dari aspek penggarapan visual yang kasat mata dan kedua: aspek muatan ide, gagasan, isi pesan, makna dan sebagainya yang  tak kasat mata

Melukis Pemandangan Alam: Hutan, Gunung, Sawah, Pedesaan... Go Green, Back to Nature

Alam adalah Guru yang terbaik, kaya warna,
sumber dari segala rahasia ilmu melukis.


" Suasana Pagi, Desa di kaki Gn Agung, Bali."
Karya: Herri Soedjarwanto, koleksi:
Fine Art Gallery ; Museum Rudana, Bali.
Belajar dari Alam
Seorang pengajar seni rupa menemui saya untuk belajar  melukis potret wajah. Saat itu saya sedang melukis pemandangan alam, dan kebetulan jadi sangat  bagus.
Saya katakan padanya: “ Lukisan ini kualitasnya tinggi dan berbobot,  apakah bisa anda rasakan..?”

“ Mohon maaf mas Herri, saya tak suka dengan lukisan pemandangan.  Saya ke sini untuk belajar  pewarnaan lukis wajah, … bukan pemandangan..”
Itu jawaban yang  benar !!benar-benar salah , maksud saya..!!

Mengajar Menggambar Mahasiswa L A , sebuah Kisah Nyata . . .

Tentang :
- Tiada hari tanpa menggambar, kapan saja , dimana saja
- Mengatasi rasa takut menggambar
- Dari tak pede menjadi super pede dalam 4 minggu

"Putri , umur 5 tahun", (cropping ), salah satu
dari 4 lukisan "Putri" karya Herri Soedjarwanto.
Lukisan lainnya yang terbesar & historis naratif,  

dipasang di rumahnya di Beverly Hills, California. 
Seorang boss di Jakarta bercerita  bahwa putrinya  telah lulus dari Beverly Hills High School  California dan kemudian melanjutkan studinya ke Graphic Design di sebuah College  of Art and Design yang terkenal di Los Angeles, California, yang mahasiswanya berdatangan dari seantero penjuru dunia.

Di tahun ke dua , muncul “masalah besar” bagi sang putri,  yang membuatnya stress, panic dan menangis, setiap menelpon papinya di Jakarta.

LUKISAN WAJAH Ibunda Tercinta, "Mission Impossible" Jilid 2

"Ibunda Tercinta" (2013) karya Herri Soedjarwanto
Lima hari yang lalu (08/06/2013) , setelah melihat blog Lukis Wajah, seorang Ibu dari Jakarta menelpon memesan lukisan wajah untuk kado ulang tahun  Ibunda Tercinta nya.

Saya hampir saja menolak pesanan ini, karena waktu kerjanya yang terlalu pendek, hanya tersisa tiga setengah (3,5) hari saja, untuk lukisan yang normalnya butuh 10 - 14 hari kerja.

Pesanan Lukisan Khusus & Ribet yang ditolak Basuki Abdullah..


Minta dibuatkan lukisan 200 x 150 cm,
cuma dari pasfoto KTP (hitam putih)  3 x 4cm 

"Keluarga Keraton Jawa" (croping)
Lukisan wajah  karya Herri Soedjarwanto
Ukuran: 200cm x 150 cm
dibuat dari: 6 lembar pas foto KTP  3x4cm 
hanya dengan keterangan di tiap foto

berat badan sekian, tinggi badan sekian..



Beberapa  tahun silam,  seorang pengusaha  yang menyandang  gelar kehormatan dari keraton Surakarta ( zaman PB XII),  bermaksud membuat dua buah lukisan.

 1- Lukisan pernikahannya ( tahun 60-an).
2- Lukisan keluarga  pada saat ini (1985-87)  lengkap beserta ke empat putra putrinya.  

Beliau mengatakan, sudah memesan lukisan ini ke Basuki Abdullah, tapi Basuki Abdullah menolak.

Setelah itu beliau mencari pelukis lain kesana kemari,  tapi tak ada yang cocok,   akhirnya seorang temannya  mengajak ke tempat saya..

Perjalanan Panjang Sebuah Lukisan

Bayi Rakyat, Lukisan yang Mampu Berjalan Sendiri


"Bayi Rakyat" (1981-83) oil/canvas, 90 x 120cm,
 karya: Herri Soedjarwanto.
Koleksi Boss BNI... pindah tangan ke kolektor di Amerika
Beberapa waktu yang lalu saya terima  email dari  Amerika, dia  seorang kolektor. Dia punya karya beberapa pelukis senior Indonesia, dan tentu saja pelukis Amerika. Kita saling berbalas email, dan ini terjemahan bebasnya :.

“ Saya tiba di Website Anda secara kebetulan. Senang sekali saya bisa menemukan Anda . Saya punya beberapa lukisan Anda, saya beli dari seorang kolektor senior  di Indonesia (Jakarta) beberapa tahun yang lalu. Salah satunya adalah “Bayi Rakyat” yang kebetulan saya lihat di blogspot Anda. Saya rasa itu adalah salah satu karya masterpiece Anda”.
Tentu saya sangat bersyukur mendengar kabar tersebut.
Ternyata sebuah lukisan yang kuat akan mampu menemukan dan menempuh jalannya sendiri bahkan tanpa usaha dan campur tangan pelukisnya.

Lukisan Realisme Sosial, Narrative, Kolosal, karya Herri Soedjarwanto.

Ada banyak lukisan saya buat untuk mencatat banyak hal yang terjadi yang terekam oleh pikiran dan perasaan saya. Hal itu bisa saja suatu hal yang sangat remeh temeh, atau sebaliknya bahkan sesuatu yang sangat luar biasa.... Buat saya,  apapun halnya ,  itu bukan masalah. Yang penting adalah, apapun itu harus dikerjakan dengan serius, sungguh-sungguh dan antusias tinggi.. Karena seni ( lukis realis ) yang tinggi hanya bisa dicapai dengan kondisi mental seperti itu.

Ironi Orde Baru dalam 3 Lukisan 
Kali ini saya tayangkan tiga lukisan karya saya yang mencatat hal dan kejadian yang rada serius di negeri ini .. Banyak hal bisa saya jelaskan mengenai tiga lukisan ini, tapi saya belum sempat,.. jadi, sementara... biar saja mereka bertiga bicara sendiri.. kan... katanya.. satu gambar bicara lebih dari sejuta kata...? : ) ....



 "Pak Harto Si Anak Desa" (1997 ), oil on canvas, 160 x 100cm, lukisan karya: Herri Soedjarwanto
koleksi : Bpk. Sudwikatmono, dihibahkan ke: Museum Purna Bhakti Pertiwi (museum Pak Harto), TMII, Jakarta.








"Krisis di Titik Kritis"
(Februari-1998 ) Arang diatas kanvas.
160 x 100 cm
Karya: Herri Soedjarwanto.


note: Setelah lukisan ini selesai dibuat, dipamerkan, dan dimuat resensinya di media masa ... sebulan kemudian  pecah peristiwa kerusuhan  Mei '98.

Berikut ini kliping koran yang berisi resensi tentang lukisan ini,
(klik koran untuk membesarkan)







"Tinggal Landas, Tinggal Amblas"( 1998-99 ) Mix media on canvas. 126 x 180 cm
lukisan karya: Herri Soedjarwanto, dikoleksi oleh keluarga Setiawan Djody.

Lukisan ini masuk Finalis Kompetsi Seni Lukis Nasional,YSRI-PHILIP MORRIS 1999.( 100 lukisan terbaik dari sekitar 3000an karya yang dikirim ke panitia ). Dimuat dalam katalog dan ikut dalam pameran bertajuk : "A STROKE of GENIUS" disponsori oleh Philip Morris.

Lihat Lukisan Realisme Sosial karya Herri yang lain :
( klik pada judul ) :
" Kami Anak Indonesia juga ...lhoo.." ( bocah stasiun, anak jalanan, bayi rakyat ) 
Stop Kehancuran...Bersatu.. Selamatkan Generasi ... (..dan Bung Karno pun menangis..) 

Lukisan Keindahan Cinta, KasihSayang dan Kebahagiaan

        Lukisan  Pesanan Khusus yang Unik
        Lukisan Potret  Keluarga Bahagia.

"Happy Family", (2013),  karya Herri Soedjarwanto.
Dalam melukis pesanan potret wajah
  Herri punya komitmen :
Lukisan harus lebih bagus kualitasnya, lebih indah dan 
lebih hidup dari pada foto acuannya.
Intro: 
Sejatinya lukisan pesanan tak ada bedanya dengan lukisan karya pribadi. Yang penting adalah kualitasnya. Asalkan bagus, tinggi kualitasnya, ia berhak berada di tempat tinggi , mendapat penghargaan tinggi, bersanding dengan karya lukis tingkat tinggi yang manapun.

Lihat saja : Mona Lisa-nya Leonardo Da Vinci.
 Night Watch-nya Rembrandt Van Rijn, 
Marie de Medici-nya Peter Paul Rubens....(dan masih buaanyak lagi).. itu semua adalah karya
-karya Agung Dunia, yang dibuat berdasarkan pesanan ...Nah...renungkan..dan coba pikir ulang...semoga yang suka memandang rendah lukisan pesanan segera bertobat..dan diampuni dosanya..(he-he-he-he..)..

Melukis Realisme, Tak Sekedar Memindahkan Gambar

Kisah lukisan sederhana yang memberiku pelajaran penting 
"Foto Kenangan" (1979/1980)
Karya Herri Soedjarwanto
Dikoleksi : Boss BNI Pusat Jakarta
(Lukisan ini dibuat dengan melukis model dan
obyeknya langsung, tanpa bantuan foto sama sekali.
(1) cerita dibalik terciptanya lukisan dan proses pembuatan.

Suatu hari di masa lalu, seorang pelukis tua di Solo yang nge-fans berat padaku (?!..wah..?? GR nih.. hehehe..) .. datang ke rumahku dengan membawa seorang pemuda yang kira-kira sebaya denganku.

“Dik Herri, ini keponakan saya , putus dari  ASRI Jogja. Orang tuanya  ingin dia ikut saya belajar melukis. Tapi kalau cuma belajar sama saya,  bisa dapat apa dia?.. Makanya  saya ajak kemari, saya  titipkan dia pada dik Herri, untuk belajar  melukis di sini saja.
Syukur-syukur kalau nanti bisa ikut ke Bali  .”

GALLERY LUKISAN POTRET WAJAH / Lukisan Wajah

Lukisan Wajah / Lukisan photo ( foto ) Potret Wajah adalah lukisan dengan obyek wajah seseorang. 
Melukis photo / foto / potret wajah secara tehnik termasuk yang paling sulit dibandingkan dengan melukis  obyek lain. Kenapa ??



[mau Pesan / LUKIS WAJAH? klik di sini]

Membajak Sawah, Sebuah Pengabdian Panjang.


Membajak Sawah (detail lukisan )
Lukisan : 80 cm x 100 cm, oil/canvas
karya : Herri Soedjarwanto


( lukisan ini  mengingatkan.. bahwa kita orang kota...terus hidup, karena memakan sesuatu yang tumbuh di lumpur bercampur kotoran dan keringat, yang diinjak kaki para petani dan hewan ternaknya.).
 
Nyaris punah....:(
Catatan: Tahun 2003 di Bali sudah mulai sulit menemukan orang membajak sawah menggunakan sapi mereka beralih menggunakan mesin traktor, yang jauh lebih praktis, cepat dan ekonomis. Desa Pejeng, salah satu desa yang (waktu itu ) mewajibkan warganya untuk tetap mengunakan sapi, karena alasan pemerataan rezeki..Jadi para pemilik sapi masih bisa tetap bekerja, cari nafkah di sawah, meskipun tak punya lahan.. Tapi entah sampai kapan desa Pejeng bisa bertahan..?

Hanya soal waktu.. pemandangan unik dan eksotik.. membajak sawah dengan sapi.. ini akan makin langka..dan akhirnya punah,.. kelak hanya bisa kita lihat di buku-buku Guide To Bali… Semoga tidak..!!



Membajak Sawah, Sebuah Pengabdian Panjang

[mode cerita]
Masih sangat pagi, baru transisi dari gelap ke terang , masih dingin, masih enak tidur, ada orang berteriak didepan rumah, disebelah jendela..:” mas Herriiii , banguuun …, ayo kesawaaahh .. mbajaaakkk…”.

Kutengok, pak Made lewat, memanggul bajak di pundaknya sambil mengikuti langkah kedua sapinya … Setiap pagi lelaki tua ini

FOTO ALBUM: dengan para Tokoh, Seniman, Pelukis, Penulis, Pengamat .. di Museum, Gallery, Pameran dll

Berikut ini ada sedikit  foto-foto lama dan baru, sekedar untuk 
melengkapi dan mendampingi cerita lukisannya saja.

Mr Duncan Graham yang dikenal sebagai "Award Winning Jurnalist" dari Australia
Dia adalah seorang jurnalist kawakan Australia, tinggal di New Zealand dan bolak balik ke Indonesia, karena ia juga menjadi kontributor (harian berbahasa Inggris) The Jakarta Post juga media publik lain di Indonesia dan Australia.

Kedatangannya ternyata khusus untuk memberikan oleh-oleh yang sangat berharga , yaitu buku karya terbarunya (tahun 2018), yang berjudul "The Tyranny of Proximity".



Herri Soedjarwanto dan karyanya, menjadi salah satu subyek tulisan di dalam buku :
"THE TYRANNY of PROXIMITY" karya Duncan Graham
Di halaman 5, halaman "Isi Buku" pada bab 4 - Meet the People One, ada nama Herri Soedjarwanto diantara nama Goenawan Mohamad (Tempo) dan sederetan nama-nama tokoh lainnya...

Buku setebal 403 halaman ini menjadi sangat istimewa, buat saya pribadi.

Jika berkenan membaca sub judul *Herri Soedjarwanto, not a Monochrome Artist* (terjemahannya) . Sila klik https://herri-solo.blogspot.com/…/realisme-yang-sebenarnya-…
jika berkenan membaca selengkapnya ..sila klik
https://herri-solo.blogspot.com/…/herri-soedjarwanto-dalam-…





Werner Krauss (Jerman) , peneliti Raden Saleh dan penulis buku 
Raden Saleh: The Beginning of Modern Indonesian Painting ,
berfoto bersama Herri S di depan lukisan karya Herri S , di Museum Dullah, Solo.


 
Herri Soedjarwantodr. Oei Hong Djien, Werner Krauss (Jerman, peneliti dan penulis buku Raden Saleh ).. di Museum DullahSolo



( Foto koleksi Museum Rudana )
Di dalam Ruang VIP Museum Rudana Bali, di depan lukisan Herri Soedjarwanto "Tatapan Cinta".. Keluarga Besar Rudana berfoto dg Gubernur Bali Bp. Mangku Pastika.


Di depan pintu masuk Museum Rudana
Dari kiri: Warih Wisasatna, Putu Rudana, Bp Ibu Rudana, Ibu Bp Bambang ( Jakarta ), Herri Soedjarwanto, Bp Nyoman Muka.






Nyoman RudanaJonathan Hartley+Herri Soedjarwanto, dalam sebuah pameran lukisan di Four Season Jimbaran, Bali.
Batu Prasasti depan Gedung Museum Rudana, Bali. Bp Ibu RudanaPutu Rudana, Herri Soedjarwanto.


Srihadi Sudarsono sang Maestro + Herri Soedjarwanto dalam sebuah acara di Museum Rudana.

Herri Soedjarwanto dengan Jean Couteau (Perancis), penulis buku seni rupa:
(halaman 281 memuat lukisan karya Herri Soedjarwanto)

Mikke Susanto penulis, kurator ... hunting data di Museum Dullah 

(foto: bali-intercontinental.com)
Herri demo melukis langsung pada Pembukaan Pameran

Rangkaian foto di bawah ini , diambil dari majalah Indonesia Tatler ( 2010 )
 yang meliput event "The Spirit of  Balinese Art " secara cukup lengkap.
Klik pada gambar2 di bawah untuk  membesarkan ,
melihat tokoh yang hadir, dan baca resensi Indonesia Tatler 

   
 Rangkaian foto diatas diambil dari majalah Indonesia Tatler ( 2010 )
Klik pada gambar2 diatas untuk  membesarkan ,
melihat  tokoh yang hadir, dan membaca resensi Indonesia Tatler.
(foto: bali-intercontinental.com)
Herri melukis langsung Tari Kecak sebagai  penutup rangkaian acara
"The Spirit of Balinese Art"di InterContinental Bali Resort Jimbaran..

Lukisan Herri : Gunung Bromo
( merupakan ikon JawaTimur ),
koleksi Gedung Negara Grahadi, Surabaya
Herri memasang karyanya:
Gunung Bromo 2,  di Ruang RI-1
Gedung Negara Grahadi  Surabaya.
(ruang Kepala Negara RI sejak
Presiden  Soekarno sampai SBY )



Herri dan Dullah



HerriSoedjarwanto mendampingi Dullah ketika wawancara dg media, pada saat Sanggar Pejeng berpameran di Jakarta.

Dullah melukis thema Gerilya, Herri Soedjarwanto diminta berpose menjadi modelnya.

Herri+ Istri ( Melina ) + baby pertama, sowan Bapak Dullah di Museum Dullah, Solo.

Pembukaan Pameran Lukisan
" Mengenang Pelukis Dullah"
 "Mengenang Pelukis Dullah"(2003), Galeri 678 Jakarta. *Herri Soedjarwanto mewakili seniman / para pelukis Sanggar Pejeng memberi sambutan dan laporan. Dilanjutkan Guruh Soekarno Putra dengan pidato pembukaan, sekaligus meresmikan Pameran Lukisan (*2lukisan yang nampak adalah Penari Bali karya Herri S dan Tafril Kali Campuan karya Dullah.)


Herri Soedjarwanto nonton TV bersama Affandi dan keluarga besarnya di Museum Affandi Jogjakarta.


Herri Soedjarwanto dan Jeihan Sukmantoro di Studio Jeihan, Bandung. Ngobrol sampai larut, terpaksa bermalam di studio. Esoknya, pagi-pagi sekali, diskusi santainya dilanjutkan lagi.


Herri Soedjarwanto dan Ibu Dewi Motik  bersama rombongan, berada di ruang galeri pribadi koleksi Bp. Sudwikatmono, Jakarta.








 
Herri Soedjarwanto menyiapkan lukisan karyanya di Galeri Pribadi Sudwikatmono Jakarta. 
Lukisan berjudul : "Pak Harto si Anak Desa" tersebut
di pesan oleh Sudwikatmono untuk Museum Purna Bhakti Pertiwi ( Museum Pak Harto) Jakarta.








DjokoPekik, Herri Soedjarwanto
Djoko Pekik+ Bonyong Muniardi
+ Herri Soedjarwanto.
 


 Oei Hong Djien, Nurata+Istri,
+Herri Soedjarwanto.

GM. Sudarta + Herri Soedjarwanto
 Pameran Lukisan Karya GM Sudarta 
di Balai Soedjatmoko 
( Bentara Budaya-nya Solo)













I Gusti Nengah Nurata, Herri
Soedjarwanto, Narsen Afatara
  

Lukisan realisme tentang anak-anak Indonesia

Potret anak-anak pinggiran
Lukisan realisme tentang anak-anak Indonesia 
Karya Herri Soedjarwanto
"Bocah-bocah Stasiun"oil / hardboard 70x90cm
karya 
Herri Soedjarwanto.
Koleksi Boss BNI Pusat Jakarta
Sekumpulan anak jalanan  di sebuah stasiun, ada penjual koran, penjaja es lilin, dan seorang bocah penyemir sepatu yang sedang menghisap rokoknya. 
Koran di tangan si anak bertanggal 23 Juli , dan terdapat logo Hari Anak Nasional…. Jam di stasiun menunjuk pukul 08:20 pagi, saat dimana seharusnya anak-anak sedang bersekolah.
Di latar depan, di dalam kotak sampah, ada sobekan koran bertuliskan "..Saya Anak Indonesia…"..…